Gurusaham.com - Emiten menara telekomunikasi Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Selasa besok (30/3/2021).
Rapat tersebut akan meminta restu pemegang saham untuk mengakuisisi sebanyak 3.000 menara milik PT Inti Bangun Sejahtera Tbk (IBST) senilai Rp 3,975 triliun atau setara dengan US$ 280 juta melalui anak usaha Tower Bersama.
Mengingat rencana ini merupakan transaksi material karena lebih dari 50% dari ekuitas perseroan berdasarkan laporan keuangan periode yang berakhir pada 30 September 2020, maka harus mendapat persetujuan RUPSLB.
"Para pihak setuju, bahwa penyelesaian akan dilakukan selambat-lambatnya pada 31 Mei 2021," ungkap manajemen TBIG, dalam prospektus yang dipublikasikan, Senin (29/3/2021).
Manajemen menjelaskan, rencana transaksi ini melengkapi strategi utama perseroan yang berfokus pada pertumbuhan organik. Tidak hanya itu, dengan adanya transaksi ini diharapkan memberikan kontribusi positif bagi kinerja keuangan secara konsolidasian.
Direktur TBIG Helmy Yusman Santoso sebelumnya mengatakan penyelesaian transaksi tersebut diharapkan akan selesai menjelang akhir triwulan pertama tahun depan, dengan tunduk pada pemenuhan syarat-syarat dan ketentuan dalam perjanjian jual beli aset bersyarat.
"Akuisisi tersebut tertuang dalam perjanjian jual beli bersyarat (PJBB) pada 21 Desember 2020, sementara Tower Bersama 98% sahamnya dipegang oleh TBIG," katanya, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia, Rabu (23/12).
Akuisisi sebanyak-banyaknya 3.000 menara miliki Inti Bangun Sejahtera bakal membuat portofolio menara perseroan mencapai 19.000 sites menara telekomunikasi, yang segera akan menghasilkan pendapatan dan EBITDA yang lebih tinggi.
Secara kinerja, Tower Bersama mencatatkan laba bersih sebesar Rp 747,47 miliar pada 9 bulan tahun ini atau per September, naik 22,14% dari periode yang sama tahun lalu Rp 611,96 miliar. Kenaikan laba bersih ini seiring dengan pendapatan perusahaan yang juga naik menjadi Rp 3,94 triliun, naik 13,54% dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,47 triliun.
Pemegang saham terbesar TBIG adalah PT Wahana Anugerah Sejahtera 35,61%, PT Provident Capital Indonesia 26,73%, sementara sisanya publik 36,32%.
Sisa saham lain dipegang investor perorangan termasuk Winato Kartono dan Edwin Soeryadjaya, petinggi dari Grup Saratoga. Grup Saratoga yang dikendalikan Edwin dan Sandiaga Uno ini masuk ke TBIG sejak 2004.
KOMENTAR