Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui dirinya kerap disandingkan dengan China, bahkan ada yang menganggapnya sebagai antek China.
Ia membantah tegas karena selama ini dirinya juga memiliki hubungan erat dengan banyak pejabat dari negara lain, seperti Amerika Serikat hingga Timur Tengah. Namun, China memang menurut Luhut punya kelebihan, yaitu mau memberikan dari yang diminta Indonesia.
"Orang bilang dulu saya anteknya China, dalam hati saya bilang, nenek kau antek China emang lu bisa beli gue. Tapi saya mana yang bisa memberikan keuntungan bagi Republik ini, itu akan dekati dengan baik dan Amerika juga memberikan keuntungan," kata Luhut dalam Rakernas BPPT 2021, Selasa (9/3/21).
Terbaru, bukan China atau Amerika Serikat yang bekerja sama dengan Indonesia, melainkan dengan Uni Emirat Arab (UEA) hasilnya ada 16 poin kesepakatan. Namun, kerjasama Indonesia dengan China tetap berjalan di banyak proyek strategis nasional lain. Luhut pun menjabarkan alasannya, yang mengklaim China mau berbagi teknologi dalam proses kerjasama.
"Untuk percepatan pemulihan ekonomi, BPPT harus sukses dalam melakukan reverse engineering. Saya kira itu sangat penting. Jangan kita mulai dari 0, kita harus leapfrog. Untuk bisa leapfrog kita harus bisa nempel dulu, baru kita loncat. Kalo 0 aja kita gini terus (di belakang ngikutin)," sebut Luhut.
"Itu sebabnya kenapa saya datang dengan Tiongkok, kenapa? Karena Tiongkok menurut saya sangat generous untuk memberikan teknologinya, sampai hari ini apa saja yang kita minta dia mau dan itu membuat kita bisa kejar," lanjutnya.
[CNBC]
KOMENTAR