Gurusaham.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) memutuskan untuk membagikan dividen 60% dari laba bersih tahun buku 2020.
Adapun dividen yang yang dibagikan sebesar Rp 10,27 triliun. Artinya, Bank BUMN ini akan menebar dividen Rp 220,27 per saham bagi pemegang saham. Harga saham BMRI pada Senin (22/3) ditutup di Rp 6.625 per saham. Pada harga tersebut, yield dividen BMRI sebesar 3,32%.
Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma memaparkan terjaganya yield dividen Bank Mandiri di level 3% disebabkan harga sahamnya yang masih berada di bawah sebelum pandemi Covid-19.
"Harga saham Bank Mandiri belum terlalu naik, masih di bawah sebelum Covid-19, sehingga walau terjadi penurunan laba bersih cukup dalam tahun lalu, kalau harganya turun juga maka yieldnya tetap tinggi," jelasnya kepada kontan.co.id, Senin (22/3).
Dibandingkan dengan Bank BUMN lainnya, yakni PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), Suria bilang dari dividen yang menarik hanya Bank Mandiri saja.
Untuk tahun ini, ia juga memproyeksikan dividend payout ratio dari BBRI dan BBNI akan masih sama dengan tahun lalu yakni 60% dan 25%. Sebabnya, dengan kondisi pajak yang masih banyak tantangan, terlebih dengan kondisi pandemi Covid-19, dengan begitu pemerintah akan mendorong pembayaran dividen lebih tinggi dari BUMN.
"Payout ratio tidak akan berubah karena laba bersih tidak terlalu bagus juga tahun lalu sehingga perkiraan akan sama," sebutnya.
Berdasarkan hitungan Kontan.co.id, dibandingkan dengan Bank BUMN lainnya, yield dividen BMRI menjadi yang tertinggi untuk tahun buku 2020. Dengan asumsi dividend payout ratio yang sama dengan tahun sebelumnya, maka yield dividen BBRI berada di level 1,97%, BBNI di level 0,72%, sedangkan BBTN untuk tahun buku 2020 tidak membagikan dividen.
Kendati begitu, Suria mengakui tidak ada patokan yield yang menarik. Hanya saja, umumnya investor membandingkan dengan bunga deposito.
"Bunga deposito bank besar sekarang sekitar 3%, jadi dibandingkan dengan itu, kalau misalnya return-nya di bawah deposito jadi tidak menarik," tuturnya.
Suria menjelaskan rendahnya yield dividen BBRI lantaran harga sahamnya sudah tinggi dengan adanya pemberitaan sinergi BBRI dengan PT Pegadaian Persero dan PT Permodalan Nasional Madani Persero (PNM) sehingga saat laba bersih turun mengakibatkan yield juga turun. Di sisi lain, hal tersebut membuat saham BBRI masih menarik untuk diamati.
Sementara, untuk BBNI memiliki yield terendah karena tahun lalu mencatatkan penurunan laba bersih terbesar sehingga walaupun harga sahamnya masih berada di bawah, yield juga turut tertekan. Namun, ia juga menilai BBNI masih tetap menarik.
"Bank BNI lebih pada valuasi karena valuasi mereka masih di bawah bookvalue sekitar 0,9x pricebook 2021 jadi harganya terlalu murah dibandingkan tiernya," sebutnya.
Analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji Gusta Utama menuturkan dengan kondisi kinerja terkontraksi akibat pandemi Covid-19, sebetulnya investor masih mengapresiasi komitmen bank-bank BUMN untuk tetap membagikan dividen. Di sisi lain, berdasarkan analisa teknikal bank-bank BUMN tersebut juga masih dalam fase konsolidasi, belum mengalami downtrend.
"Sehingga, walaupun yield tidak terlalu menarik, tapi setidaknya jika harga saham sedang konsolidasi semestinya pelaku pasar bisa mempertimbangkan melakukan akumulasi bertahap untuk bank-bank BUMN karena komitmen mereka untuk membagikan dividen walaupun kinerja fundamentalnya terkonktraksi," paparnya.
Kemudian, Nafan juga menilai tahun ini bank-bank pelat merah ini akan memiliki kinerja yang lebih baik di tahun 2021. Dengan begitu, ia memproyeksikan pembagian dividen di tahun depan akan terjadi kenaikan positif untuk yield-nya.
Binaartha merekomendasikan Bank BNI dengan target harga Rp 6.725 - Rp 7.950. Kemudian, Bank Mandiri di level Rp 7.550, Rp 7.850, dan Rp 8.050. Lalu, Bank BRI di level Rp 5.450 dan Rp 5.950, serta Bank BTN di level Rp 2.500 dan Rp 2.860.
Sementara, Suria merekomendasikan BRI dengan target harga Rp 5.300, BNI Rp 8.500, Mandiri Rp 8.000, dan BTN di level Rp 2.300.
KOMENTAR