Gurusaham.com - Kementerian Keuangan tengah memfinalisasi peraturan terkait pembebasan pajak atas barang mewah (PPnBM) untuk mobil baru dengan kapasitas mesin hingga 2.500 cc. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, insentif pajak tersebut akan berlaku mulai April.
"Insentif untuk kendaraan hingga 2.500 cc,PMK sedang proses finalisas. Nanti dapat berlaku mulai April," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi APBN Kita, Selasa (23/3).
Insentif pajak ini merupakan arahan Presiden Joko Widodo. Sri Mulyani sebelumnya menjelaskan, pemerintah kemungkinan memberikan insentif untuk kendaraan di atas 1.500 cc dengan syarat memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 70%.
Meski dapat mengurangi penerimaan negara, ia berharap insentif ini dapat berdampak positif terhadap industri dan perekonomian domestik.
Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto belum dapat memprediksi dampak insentif ini terhadap penjualan mobil. Meski demikian, pihaknya memperkirakan penjualan mobil tahun ini dapat mencapai 750 ribu unit atau naik sekitar 40% dibandingkan penjualan tahun lalu di angka 532.027 unit.
Ketika kebijakan insentif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) penjualan mobil baru 1.500 cc ke bawah diterapkan pada awal Maret lalu, Gaikindo memprediksi penjualan mobil berpotensi naik hingga 40% secara bulanan.Beberapa agen tunggal pemegang merek (ATPM) pun mendukung rencana pemerintah untuk memberikan insentif lanjutan terhadap industri otomotif.
Business Innovation and Sales & Marketing PT Honda Prospect Motor, Yusak Billy mengatakan bahwa perluasan relaksasi pajak ke segmen mobil dengan kapasitas 2.500 cc dapat mendorong pertumbuhan pasar. Meski demikian, ia menilai pemerintah sebaiknya mempertimbangkan kembali mengenai batasan local purchase atau tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sebagai syarat jika ingin menerapkan relaksasi pajak untuk segmen yang lebih luas.
Jika tujuannya adalah mendorong pertumbuhan industri, maka kami menilai bahwa dengan menurunkan local purchase ke 50-60% untuk semua segmen, akan memberikan dampak positif yang lebih besar, terutama bagi UKM dan pemasok lokal,” kata Billy kepada Katadata.co.id, pekan lalu.
Dengan menurunkan tingkat kandungan lokal, menurut dia, akan semakin banyak industri dan segmen otomotif yang mendapatkan dampak positif dari relaksasi pajak yang diberlakukan.
Direktur Riset Center Of Reform on Economics Piter Abdullah Redjalam menyatakan program insentif pajak 0% untuk mobil baru tak akan signifikan bila hanya menyasar kelas menengah bawah. Daya beli kelompok ini melemah karena pemutusan hubungan kerja hingga kehilangan pendapatan baik pekerja formal maupun informal.
Sebaliknya, golongan kelas menengah atas berkontribusi kepada konsumsi masyarakat sekitar 80%, terbesar dari kelompok lainnya. Piter menyebutkan bahwa jika golongan tersebut bisa dikembalikan tingkat konsumsinya, dampaknya akan sangat besar terhadap pertumbuhan permintaan. "Memang akan lebih baik kalau insentif mobil baru disasar kepada masyarakat menengah ke atas," kata Piter.
Namun, Survei KedaiKOPI menunjukkan mayoritas responden masih enggan membelimobil, meski Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM) telah direlaksasi. Hal itu tecermin dari 95,4% responden yang menolak membeli mobil, sedangkan hanya 4,6% responden memutuskan memanfaatkan momen ini.
KOMENTAR