Gurusaham.com - Fenomena laju saham perusahaan data center milik pengusaha teknologi Toto Sugiri dan kawan-kawannya, PT DCI Indonesia Tbk (DCII), tampaknya belum selesai.
Betapa tidak, saham ini kian meroket hingga menembus Rp 60.000/saham, menjadi yang termahal di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kapitalisasi pasar perusahaan malahan sudah tembus big cap, alias berkapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun, tepatnya Rp 141 triliun.
Data perdagangan BEI mencatat, pada perdagangan Rabu kemarin (16/6/2021), saham DCII yang baru dibuka suspensinya langsung terbang dengan range pergerakan antara Rp 50.250-60.300/saham.
Saham DCII pun berakhir ditutup melesat 17,41% di Rp 59.00/saham. Nilai transaksi harian mencapai Rp 10,21 miliar dengan volume perdagangan 172.000 saham.
Pergerakan saham DCII ini sempat membuat sahamnya disuspensi (dihentikan sementara) oleh BEI pada Selasa (15/6), lalu langsung dibuka lagi pada Rabu kemarin.
Saham DCII pertama kali tercatat di papan perdagangan BEI pada 6 Januari 2021 dengan harga Rp 420/saham.
Sejak awal penawaran saham perdana atau IPO (initial public offering) hingga penutupan perdagangan Senin (14/6)--sebelum saham disuspensi--harga saham DCII meroket hingga 11.800%, setelah sahamnya di level Rp 50.250/saham.
Adapun jika dihitung dengan harga penutupan Rabu kemarin (16/6) di level Rp 59.000/saham, maka saham DCII sudah meroket 14.000%.
Tentu saja, kenaikan dahsyat saham emiten yang juga dimiliki oleh bos dan CEO Grup Salim, Anthoni Salim, ini membuat pemegang sahamnya langsung tajir setidaknya dalam 6 bulan terakhir, termasuk para pemegang saham publik.
Investor Publik
Berdasarkan data prospektus perusahaan, tahun lalu, sebelum IPO perusahaan di Januari 2021, pemegang saham pengendali perusahaan yakni DCI International Holding Pte. Ltd. Singapura 2.026.096.000 atau 99,99% dan Gunawan Tenggarahardja 0,004% atau 88.000 saham.
DCI International dimiliki oleh Otto Toto Sugiri, Marina Budiman, dan Han Arming Hanafia. Toto pegang 40,23% saham DCI International, sementara Marina 32,08% dan Han Arming 20,11%.
Setelah IPO, pemegang saham DCI Indonesia yakni DCI International 84,99% atau 2.026.096.000, Gunawan Tenggarahardja 0,004% atau 88.000, dan investor publik alias masyarakat sebanyak 15% atau 357.561.900 saham.
Per Maret 2021, pemegang saham terbesar DCII yakni Toto Sugiri 815.055.354 atau 34,19%, lalu Marina Budiman 649.998.770 atau 27,26% dan Han Arming Hanafia 407.527.660 atau 17.08%, sementara investor publik 15% atau 357.561.500 saham, berkurang 400 saham dari posisi Januari silam.
Per Mei, laporan terbaru menyebutkan Otto masih memegang 712.784.905 atau 29,9%, Maria Budiman 536.505.149 atau 22,51%, Han Arming Hanafia 14,11% atau 336.352.227, dan Anthoni Salim 265.033.461 atau 11,12%, sementara saham publik tetap.
Lantas berapa keuntungan investor publik?
1. Investor Publik
Pertanyaannya, berapa cuan investor ritel di saham DCII? Nah, jika memakai hitungan posisi Maret lalu, investor publik (masing-masing di bawah kepemilikan 5%) tercatat memegang 15% saham atau 357.561.500 saham.
Dengan harga perdana DCII yakni Rp 420/saham, maka valuasinya di Januari lalu baru mencapai Rp 150,18 miliar.
Ketika sahamnya sudah tembus Rp 59.000/saham, maka valuasi nilai saham investor publik tembus Rp 21,10 triliun, atau investor publik cuan hingga Rp 20,95 triliun dalam 6 bulan terakhir.
Sebelumnya, para pemegang saham pengendali juga sudah mencatatkan keuntungan dari saham ini.
2.Toto Sugiri
Per Mei, laporan terbaru menyebutkan Otto memegang 712.784.905 atau 29,9%. Dengan harga IPO Rp 420, valuasi awal hanya Rp 299 miliar. Setelah saham DCII di level Rp 59.000, maka valuasi saham Toto melesat menjadi Rp 42 triliun atau setara US$ 2,89 miliar (kurs Rp 14.500/US$) artinya cuan tembus Rp 41,70 triliun.
Ini belum ditambah dengan penjualan sahamnya sebesar 102.270.449 kepada Salim.
Prospektus IPO DCII menyebutkan Toto Sugiri, salah satu tokoh data center dan perusahaan teknologi di Tanah Air. Dia memperoleh gelar Master di bidang computer engineering dari RWTH Aachen German University, Jerman pada 1980. Mengawali kariernya sebagai IT General Manager PT Bank Bali pada tahun 1983.
Kemudian menjabat sebagai Direktur PT Sigma Cipta Caraka pada tahun 1989 sampai tahun 2010. Dia merupakan pendiri dari PT Indointernet Tbk (EDGE) dan Bali Camp (di bawah PT Sigma Cipta Caraka).
Selain di DCII, Toto juga memiliki jumlah saham yang signifikan di Indointernet (EDGE). Di EDGE, dengan kepemilikan 16,56% saham atau sebanyak 66.898.100 saham, maka valuasinya Rp 2,43 triliun dengan perhitungan harga Rp 36.250/saham. Adapun kapitalisasi pasar emiten ini mencapai Rp 15 triliun.
3. Marina Budiman
Presiden Komisaris DCII ini lahir pada tahun 1963, berkewarganegaraan Indonesia, menjabat sebagai Presiden Komisaris DCII. Dia memperoleh gelar Bachelor di bidang finance and economy dari University of Toronto pada tahun 1985.
Mengawali karirnya sebagai Account Officer PT Bank Bali pada tahun 1985. Bergabung dengan PT Sigma Cipta Caraka sebagai Project Manager pada tahun 1989 sampai tahun 2000, sebagai Chief Financial Officer pada tahun 2000 sampai tahun 2008 dan sebagai Sales and Delivery Director pada tahun 2008 sampai tahun 2010.
Per Mei, laporan terbaru menyebutkan Maria Budiman punya 536.505.149 atau 22,51%.
Dengan harga IPO Rp 420/saham, maka valuasi saham Marina mencapai Rp 225 miliar. Sementara dengan harga saat ini Rp 59.000/saham, maka valuasi sahamnya mencapai Rp 31,65 triliun atau US$ 2,18 miliar, artinya cuan mencapai Rp 31,43 triliun.
Ini belum ditambah dengan penjualan saham Marina sebelumnya sebanyak 113.022.511 saham, dari kepemilikan sebelumnya yakni mencapai 649.998.770 atau 27,26% saham DCII.
4. Han Arming Hanafia
Tak banyak informasi mengenai Han Arming. Mengacu prospektus DCII disebutkan bahwa trio Toto Sugiri, Marina Budiman dan Han Arming Hanafia merupakan pemilik manfaat DCII (ultimate beneficiary owner). Di DCI International, Toto pegang 40,23%, Marina 32,08% dan Han Arming 20,11%.
Per Mei, laporan terbaru menyebutkan Han Arming Hanafia memegang 14,11% atau 336.352.227 saham DCII. Valuasi sahamnya di awal-awal ketika harga DCII masih Rp 420 yakni sebesar Rp 141 miliar.
Sementara itu, valuasi saat ini ketika harga DCII Rp 59.000 yakni Rp 19,84 triliun atau US$ 1,37 miliar, atau cuannya mencapai Rp 19,69 triliun.
Sama dengan Toto, Han Arming juga memiliki jumlah saham yang signifikan di Indointernet (EDGE). Kekayaan Han Arming dari kepemilikan 7,45% (30.094.000) saham EDGE mencapai Rp 1,09 triliun, dengan perhitungan harga Rp 36.250/saham.
5.Anthoni Salim
Selain tiga yang telah disebutkan di atas tentu saja ada nama Anthony Salim, orang terkaya nomor 4 RI versi Majalah Forbes yang kekayaannya juga ikut meningkat dengan naiknya harga saham DCII.
Salim memiliki 11,12% saham DCII atau sebanyak 256.033.461 saham per Mei, sehingga valuasinya mencapai Rp 15,11 triliun.
KOMENTAR