Gurusaham.com - Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun in akan kedatangan sejumlah emiten pelat merah dari anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Mulai masuknya emiten-emiten kakap ini ke pasar saham dalam negeri seiring dengan dimulai vaksinasi Covid-19 di Indonesia.
Setidaknya tahun ini akan ada dua emiten BUMN yang akan melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO), yakni PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Equity Fund Manager PT Avrist Asset Management Billy Nugraha menilai menarik atau tidaknya emiten dari BUMN ini di pasar bergantung pada sektor mana perusahaan tersebut bergerak serta faktor fundamental perusahaan. Pertimbangan lainnya adalah valuasi yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut di pasar.
"Saham saham bumn yang big bank seperti BBRI, BMRI, BBNI dan BBTN selalu menjadi core portofolio investor institusi besar baik asing ataupun lokal pun begitu dengan saham big cap BUMN lain seperti TLKM. Selain kondisi fundamental yang sangat kuat, dukungan pemerintah juga menjadi salah satu alasan saham-saham tersebut sangat attractive untuk berinvestasi," kata Billy kepada CNBC Indonesia, Senin (22/3/2021).
Sementara itu, pemilihan portofolio ini berdasarkan valuasi dari saham yang akan melakukan IPO. Dia juga mengatakan daya pikat emiten ini juga tergantung pada kondisi bisnis perusahaan, terutama jika perusahaan merupakan pemimpin di pasarnya, tentu dinilai akan lebih menarik.
Billy menjelaskan, langkah IPO yang dilakukan oleh perusahaan BUMN merupakan upaya peningkatan modal sehingga perusahaan tidak lagi bergantung pada anggaran belanja pemerintah.
Sehingga ke depan perusahaan menjadi lebih fleksibel untuk melakukan aksi korporasi lainnya untuk menunjang kebutuhan modal kerja, investasi hingga rencana ekspansinya.
Keuntungan lainnya yang didapatkan BUMN yang melantai di pasar modal adalah membaiknya tata kelola perusahaan (good corporate governance/GCG) hingga perusahaan menjadi lebih dikenal oleh publik.
Untuk diketahui, Mitratel merupakan anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Perusahaan ini berencana untuk mencatatkan sahamnya di kuartal ketiga tahun ini.
Sedangkan PGE ini akan mencatatkan sahamnya di BEI pada kuartal berikutnya. Aksi korporasi in akan diawali dengan pembentukan holding geothermal dari tiga perusahaan pembangkit milik BUMN yakni PGE PT PLN Gas & Geothermal dan PT Geo Dipa Energi (Persero).
Di tahun berikutnya, tengah disiapkan IPO untuk holding rumah sakit BUMN, yakni PT Pertamina Bina Medika (Pertamedika) IHC atau Pertamedika IHC.
Pada 2023, Kementerian BUMN juga kan mendorong rencana IPO untuk dua perusahaan lainnya. Pertama adalah untuk holding perhotelan BUMN di bawah PT Wika Realty yang juga ditujukan untuk pengembangan bisnis dan menemukan partner bisnis.
"Dan juga kemungkinan IPO perusahaan pembangkit batubara PLN," kata Kartika Wirjoatmodjo, Wakil Menteri BUMN, beberapa waktu lalu.
KOMENTAR