Gurusaham.com - Investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 10,67 triliun sejak awal 2021 hingga Jumat (4/6), setelah sempat mencatatkan jual bersih (net sell) Rp 830,78 miliar dalam tiga bulan terakhir.
Analis Philip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr menjelaskan perbaikan kondisi ini seiring dengan membaiknya risk appetite investor, dan nilai tukar rupiah yang stabil terhadap dollar Amerika Serikat (AS).
"Juga menurunnya volatilitas di pasar saham. Kepercayaan akan pemulihan ekonomi juga mendukung dengan data-data makro terakhir," jelas Zamzami, Sabtu (6/6).
Seperti data Purchasing Managers Index/PMI) yang naik menjadi 55,3 pada Mei 2021. Sedangkan di April 2021 data PMI ini di level 54,6. Angka PMI di atas 50 menunjukkan adanya ekspansi. Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data inflasi Mei 2021 sebesar 0,32% secara bulanan atau 1,68% secara tahunan.
Sejak awal tahun, saham-saham yang menjadi incaran asing antara lain BBRI mencapai Rp 4,3 triliun, TLKM Rp 3,5 triliun, TBIG Rp 930,8 miliar, UNTR Rp 681,1 miliar, dan KLBF Rp 670,7 miliar.
Kemudian MDKA Rp 495,6 miliar, BMRI RP 494,3 miliar, BBNI Rp 400,2 miliar, BBTN Rp 394,4 miliar dan JPFA Rp 374,7 miliar.
Dari saham-saham tersebut, Zamzami menilai saham yang menarik untuk dicermati adalah BBRI dengan target harga Rp 5.000, TLKM Rp 4.100, BBNI Rp 7.375, BBTN Rp 2.170 dan UNTR Rp 27.800.
Kelimanya dinilai memiliki fundamental dan prospek yang baik sehingga memiliki potensi kenaikan yang cukup bagus. Apalagi bilai dilihat secara historical price earning ratio (PER) ataupun price book value (PBV) masih menarik.
Zamzami menjelaskan untuk jangka panjang, IHSG dinilai masih membaik. Meski jangka pendek ini masih ada ketakutan soal taper tantrum sambil menunggu hasil rapat The Fed bulan ini.
Dus, dia masih memproyeksikan IHSG bisa mencapai 6.820 hingga akhir tahun dengan asumsi earning per share (EPS) tumbuh 30% dan PE 17,4 kali.
KOMENTAR