Gurusaham.com - Perusahaan distribusi minyak dan bahan kimia, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) membukukan laba bersih Rp 550 miliar pada semester I-2020. Perolehan ini tumbuh 28% secara tahunan jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 432 miliar.
Pendapatan perusahaan di periode tersebut tumbuh 7% menjadi Rp 10,7 triliun dibanding dengan pada akhir Juni 2020 lalu yang sebesar Rp 10,001 triliun.
Presiden Direktur AKR Corporindo Haryanto Adikoesoemo mengatakan kinerja positif perseroan didukung pertumbuhan bisnis di segmen perdagangan dan dan distribusi serta kontribusi KEK JIIPE Gresik.
"Kinerja Perseroan pada semester pertama 2021 ini didorong oleh pertumbuhan segmen perdagangan dan distribusi serta kontribusi KEK JIIPE Gresik. Perseroan terus menjaga biaya operasional dengan ketat juga modal kerja agar tetap efisien," terang Haryanto, dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Senin (26/7/2021).
Haryanto mengungkapkan dengan ditetapkannya KEK tersebut menjadi kawasan khusus, maka perusahaan akan dapat terus memasarkan lahan dan utilitas KEK JIIPE Gresik ke investor domestik dan asing, sejalan dengan pengembangannya saat ini menuju ke tahap kedua.
"Jetty pelabuhan diperluas untuk memenuhi permintaan pengiriman, termasuk untuk smelter tembaga," imbuhnya.
Selain itu, perseroan juga membagikan dividen interim untuk pemegang sahamnya senilai Rp 237 miliar atas kinerja perusahaan yang berakhir pada 31 Desember 2020. Masing-masing pemegang saham nantinya akan menerima dividen senilai Rp 60/saham. Pembagian dividen interim ini dengan mempertimbangkan kinerja perusahaan pada semester I-2021.
"Diputuskan pembayaran dividen interim Rp 60/saham. Jumlah dividen yang akan dibayarkan tanggal 19 Agustus 2021 adalah sebesar Rp 237 miliar," kata Haryanto.
Menurut jadwal, cum dividen di pasar reguler dan negosiasi akan jatuh pada 3 Agustus 2021 dan di pasar tunai akan jatuh pada 5 Agustus 2021. Perusahaan akan merilis nama-nama pemegang saham yang berhak untuk mendapatkan dividen pada 5 Agustus 2021 nanti.
[CNBC]
KOMENTAR