Gurusaham.com - Manajemen emiten e-commerce pertama di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) memberikan sanggahan berkaitan dengan informasi kepemilikan saham mayoritas perusahaan yang sebetulnya masih dikendalikan investor Indonesia, bukan Singapura.
"Sebagai informasi bahwa sebanyak lebih dari 50% pemegang saham Bukalapak sebelum Initial Public Offering (IPO) pada bulan Agustus 2021 adalah perusahaan dan individu dari Indonesia," tegas Siti Sufintri Rahayu, VP Corporate Affairs Bukalapak, dalam surat sanggahannya, dikutip CNBC Indonesia, Kamis ini (26/8/2021).
Dia menegaskan, selain itu, sampai saat ini pemegang saham terbesar Bukalapak yang sekaligus bertindak sebagai pemegang saham pengendali merupakan perusahaan dari Indonesia yakni PT Kreatif Media Karya (KMK), anak usaha dari PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), induk Grup Emtek.
"Bukalapak sebagai sebuah perusahaan yang lahir, tumbuh dan berkembang di lndonesia serta dijalankan oleh anak-anak negeri memiliki komitmen kuat untuk melakukan pemberdayaan UMKM yang merupakan penggerak utama ekonomi Indonesia sehingga mereka dapat "naik kelas" ke tingkatan selanjutnya," tegasnya.
Berdasarkan prospektus penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) Bukalapak, terungkap detail pemegang saham perusahaan yang juga mengalami dilusi kepemilikan pasca-IPO.
Berikut pemegang saham Bukalapak pasca-IPO.
Pada 5 Agustus lalu, sehari sebelum listing saham BUKA di 6 Agustus, dana abadi negara atau Sovereign Wealth Fund asal Singapura GIC Private Limited melakukan pembelian saham BUKA sebanyak 1.600.797.400 atau setara dengan 1,553% modal disetor dan ditempatkan Bukalapak.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), total nilai transaksi ini mencapai Rp 1,36 triliun di harga Rp 850/saham.
Pembelian ini dilakukan atas nama Pemerintah Singapura (GOS) dan Otoritas Keuangan Singapura (MAS).
Detailnya, GIC melakukan transaksi sebanyak 1.355.112.200 saham yang mewakili 1,315% atas nama GOS dan 245.685.200 saham yang mewakili 0,238% atas nama MAS. Transaksi ini dilakukan di harga Rp 850/saham atau harga yang sama dengan harga penawaran umum perusahaan.
Tujuan pembelian ini adalah untuk investasi dengan status kepemilikan langsung.
Sebelumnya, pemerintah Singapura telah memiliki saham Bukalapak sebanyak 9,447% melalui Archipelago Investment Pte. Ltd.
Atas transaksi ini, jumlah saham yang dimiliki GOS setelah transaksi menjadi 11,33 miliar saham atau 11,001% dari seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh Bukalapak.
[CNBC]
KOMENTAR