Gurusaham.com - PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan entitas anak melaporkan kinerja keuangan solid selama sembilan bulan pertama tahun 2021.
Penyaluran kredit baru naik 13,8 persen secara tahunan (yoy) seiring komitmen BCA mendukung pemulihan ekonomi. Dari sisi pendanaan, dana giro dan tabungan (CASA) juga tumbuh 21,0 persen yoy hingga akhir September 2021.
Sejalan dengan kinerja kredit dan pertumbuhan CASA yang positif, BCA mencatatkan laba bersih sebesar Rp23,2 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2021, atau naik 15,8 persen yoy.
Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk. Jahja Setiaatmadja mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengendalikan kasus Covid-19 di Indonesia. Termasuk mengakselerasi program vaksinasi, sehingga aktivitas bisnis mulai menunjukkan pemulihan seiring peningkatan mobilitas.
Selain itu, perpanjangan relaksasi pajak pada sektor properti dan otomotif juga turut menjaga daya beli masyarakat. Bersamaan dengan stimulus pemerintah, BCA kembali menyelenggarakan KPR BCA OnlineExpo dari 9 September hingga 10 Oktober, setelah sebelumnya digelar di sepanjang Juli 2021. BCA juga menghadirkan KKB BCA Virtual Mall untuk memberikan penawaran khusus KKB bagi segmen ritel.
"Kami melaksanakan kedua event tersebut di sepanjang triwulan III tahun ini, sebagai bentuk optimisme dalam mendorong penyaluran kredit dan mendukung pemulihan ekonomi nasional di tengah tantangan yang ada,” tuturnya melalui siaran pers, Kamis (21/10/2021).
Penyaluran kredit baru tercatat lebih tinggi dibandingkan tingkat pelunasan (loan repayment), sehingga total kredit BCA tumbuh 4,1 persen yoy menjadi Rp605,9 triliun pada September 2021. Penempatan pada obligasi korporasi juga tumbuh positif, naik 16,1 persen yoy. Secara keseluruhan, portofolio total kredit dan obligasi korporasi meningkat 4,5 persen yoy menjadi Rp630,2 triliun.
Pertumbuhan kredit ditopang oleh membaiknya permintaan dari segmen korporasi dan KPR, di mana kredit pada kedua segmen tersebut masing-masing naik 7,1 persen yoy dan 6,5 persen yoy mencapai Rp269,9 triliun dan Rp95,1 triliun.
Di periode yang sama, kredit komersial dan UKM mencatatkan rebound, naik 1,5 persen yoy menjadi Rp185,4 triliun. Sementara itu, KKB turun 7,6 persen yoy menjadi Rp35,6 triliun, meski koreksinya membaik dari periode sebelumnya. Saldo outstanding kartu kredit dan lainnya naik 1,2 persen yoy menjadi Rp13,9 triliun. Secara total, portofolio kredit konsumer juga berhasil membaik dengan kenaikan 2,1 persen yoy menjadi Rp144,7 triliun.
“BCA senantiasa mengedepankan nilai-nilai environmental, social, and governance (ESG), ditandai dengan komitmen penyaluran kredit kepada sektor-sektor berkelanjutan yang naik 25,6 persen yoy menjadi Rp143,1 triliun. Nilai ini berkontribusi 23,6 persen bagi total portofolio kredit, di antaranya mencakup pembiayaan kepada sektor UKM, pengelolaan sumber daya alam dan lahan yang berkelanjutan, dan energi terbarukan,” ujarnya.
Dari sisi dana pihak ketiga, BCA berhasil membukukan kinerja yang solid pada triwulan III 2021. CASA naik 21,0 persen yoy mencapai Rp721,8 triliun per September 2021. Sementara itu, deposito juga meningkat 9,7 persen yoy menjadi Rp201,9 triliun.
Secara keseluruhan, total dana pihak ketiga naik sebesar 18,3 persen yoy menjadi Rp923,7 triliun, sehingga mendorong total aset BCA tumbuh 16,5 persen yoy mencapai Rp1.169,3 triliun. Pendanaan CASA yang solid ditopang kinerja BCA dalam mempertahankan kekuatan di segmen perbankan transaksi, terutama dalam memperkuat ekspansi ekosistem digital dan basis nasabah.
Per September 2021, CASA berkontribusi hingga 78,1 persen dari total dana pihak ketiga. BCA memproses 45,7 juta transaksi per hari secara rata-rata di sembilan bulan pertama tahun 2021, naik 39,2 persen dari periode yang sama tahun lalu, yang mana menjadi kenaikan tertinggi dalam tiga tahun terakhir.
Seiring pertumbuhan likuiditas yang kokoh serta kinerja outstanding kredit yang membaik, BCA mempertahankan pertumbuhan positif pada pendapatan bunga bersih (net interest income) selama sembilan bulan pertama tahun 2021, yakni naik 3,3 persen yoy menjadi Rp42,2 triliun. Pendapatan selain bunga tercatat Rp15,5 triliun di periode yang sama, atau tumbuh 2,4 persen yoy. Kinerja positif pendapatan selain bunga ditopang kenaikan pendapatan fee dan komisi sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp10,7 triliun. Secara total, pendapatan operasional tercatat Rp57,6 triliun atau naik 3,1 persen yoy. Sementara itu, laba bersih tumbuh 15,8 persen yoy menjadi Rp23,2 triliun, ditopang oleh penurunan biaya operasional dan biaya provisi kredit yang lebih rendah.
Rasio keuangan BCA tetap kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio) sebesar 26,2 persen, di atas ketentuan regulator. Sementara, kondisi likuiditas tetap memadai dengan loan to deposit ratio (LDR) sebesar 62,0 persen. Rasio kredit bermasalah (non-performing loan) terjaga sebesar 2,4 persen didukung oleh kebijakan relaksasi restrukturisasi. Rasio pengembalian terhadap aset (return on asset) tercatat sebesar 3,5 persen, dan rasio pengembalian terhadap ekuitas (return on equity) sebesar 18,7 persen. Sebagai tambahan, rasio loan at risk (LAR) turun ke 17,1 persen di sembilan bulan pertama tahun 2021, dari 19,1 persen di semester I/2021.
Terkait inovasi digital, setelah aplikasi myBCA dan bank digital “blu”, BCA kembali meluncurkan aplikasi haloBCA dan merchantBCA pada Juli 2021. Aplikasi haloBCA mengintegrasikan seluruh channel contact center, memungkinkan nasabah untuk menghubungi Halo BCA tanpa menggunakan pulsa, e-mail, chat, dan media sosial. Aplikasi merchantBCA merupakan solusi digital bagi pelaku usaha untuk mengelola bisnis dan meningkatkan kelancaran usaha.
Melalui aplikasi ini, nasabah merchant BCA dapat mengajukan permohonan EDC, penyediaan QRIS secara 24 jam, monitor transaksi EDC dan QRIS melalui dashboard, dan mengunduh daftar transaksi historis. Sebagai informasi, pada bulan September 2021, BCA meningkatkan modal anak perusahaan Bank Digital BCA sebesar Rp2,7 triliun menjadi Rp4,0 triliun, sehingga diharapkan Bank Digital BCA senantiasa berinovasi untuk memenuhi beragam kebutuhan nasabah serta memperluas ekosistem digital yang dimiliki.
[Bisnis.com]
KOMENTAR