Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pekan lalu melesat dan berhasil bertahan di level 6.300. IHSG sempat terkoreksi cukup parah pada perdagangan hari pertama dan kedua pada pekan lalu, tapi berbalik arah pada perdagangan 2 hari terakhir.
Data perdagangan mencatat, IHSG sukses terapresiasi 1,07% ke 6.358,20 dalam sepekan. Meskipun melesat, terpantau investor asing menjual bersih Rp 1,6 triliun di pasar reguler.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga akhir pekan lalu total dari 10 besar kapitalisasi pasar saham-saham big cap mencapai Rp 3.115 triliun, naik dari pekan sebelumnya.
Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)
No. | Emiten | 12 Maret 2021 | No. | Emiten | 05 Maret 2021 | No. | Emiten | 26 Februari 2021 |
1. | Bank Central Asia/BBCA | 826 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 830 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 819 |
2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 559 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 582 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 575 |
3. | Telkom/TLKM | 342 | 3. | Telkom/TLKM | 329 | 3. | Telkom/TLKM | 346 |
4. | Bank Mandiri/BMRI | 311 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 299 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 284 |
5. | Unilever/UNVR | 256 | 5. | Unilever/UNVR | 257 | 5. | Unilever/UNVR | 267 |
6. | Astra/ASII | 222 | 6. | Astra/ASII | 223 | 6. | Astra/ASII | 219 |
7. | Chandra Asri/TPIA | 189 | 7. | Chandra Asri/TPIA | 168 | 7. | Chandra Asri/TPIA | 174 |
8. | Sampoerna/HMSP | 167 | 8. | Sampoerna/HMSP | 168 | 8. | Sampoerna/HMSP | 155 |
9. | Bank Jago/ARTO | 122 | 9. | Emtek/EMTK | 122 | 9. | Bank Syariah Indonesia/BRIS | 119 |
10. | Emtek/EMTK | 121 | 10. | Bank Negara Indonesia/BBNI | 111 | 10. | Emtek/EMTK | 119 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (12/3/2021)
Berdasarkan data di atas, mayoritas mengalami penurunan market cap, namun penurunannya rata-rata sebesar Rp 1 triliun. Hanya 3 saham yang market cap-nya naik.
Seperti pada pekan-pekan sebelumnya, posisi pertama masih diduduki oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 826 triliun atau kembali turun sebanyak Rp 4 triliun dari pekan sebelumnya.
Selanjutnya, di posisi kedua masih juga dipegang oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dengan nilai market cap-nya sebesar Rp 559 triliun atau turun Rp 23 triliun. Penurunan market cap BBRI bisa dibilang yang paling terbesar diantara lainnya.
Sementara itu, market cap PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) mengalami kenaikan yang cukup signifikan, yakni sebesar Rp 21 triliun menjadi Rp 189 triliun pada akhir pekan lalu.
Adapun untuk market cap PT Bank Jago Tbk (ARTO) berhasil masuk ke daftar 10 besar big cap BEI dan menduduki posisi ke-9 serta berhasil mendepak market cap PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dari jajaran 10 besar big cap BEI pada akhir pekan lalu.
Sedangkan untuk market cap PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) turun ke posisi 10 dari sebelumnya berada di posisi ke-9. Adapun market cap EMTK pada perdagangan akhir pekan lalu sebesar Rp 121 triliun atau turun Rp 1 triliun
Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
Pada awal perdagangan IHSG terkoreksi setelah pemerintah memutuskan untuk memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) skala mikro hingga 22 Maret 2021.
Keputusan itu disampaikan oleh Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Airlangga Hartarto dalam keterangan pers, Senin (8/3/2021).
Selain itu, sentimen kemunculan hantu yield Treasury AS di mana obligasi tenor 10 tahun kembali naik imbal hasilnya (yield). Bahkan awal pekan lalu sempat nyaris menyentuh level 1,5% lagi.
Banyak analis melihat kenaikan yield Treasury masih akan tertahan di kisaran 1,5%, sebab jika terus menanjak, maka akan memicu kecemasan terjadi taper tantrum yang dapat memicu gejolak di pasar keuangan global.
Sedangkan apresiasi IHSG di perdagangan terakhir tidak lepas dari euforia bursa saham tak terlepas dari Presiden Joe Biden yang baru saja menandatangani paket stimulus US$ 1,9 triliun yang datang lebih cepat sehari daripada perkiraan.
Kamis lalu, paket stimulus US$ 1,9 triliun (setara Rp 27.000 triliun, kurs Rp 1.4000/US$) sudah ditandatangani. Paket ini termasuk cek langsung sebesar US$ 1.400 atau setara Rp 20 juta yang diprediksikan akan meningkatkan likuiditas pasar.
Sebanyak US$ 400 miliar dari paket tersebut adalah untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT). Nilainya US$ 1.400 untuk warga berpenghasilan di bawah US$ 75.000/tahun atau pasangan dengan penghasilan gabungan di bawah US$ 150.000/tahun.
Ada pula US$ 350 miliar untuk membantu pemerintah daerah untuk penganganan pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) termasuk distribusi vaksin.
"Cek (BLT) dalam perjalanan," cuit Biden melalui akun Twitter @POTUS.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[CNBC]
KOMENTAR