Gurusaham.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan Jumat (19/3/2021). Indeks bursa saham acuan nasional tersebut menguat 0,13% ke level 6.356,16, di tengah pelemahan bursa saham regional (Asia) dan Amerika Serikat (AS)
Data perdagangan mencatat sebanyak 176 saham menguat, 295 melemah dan 168 lainnya flat. Nilai transaksi hari ini mencapai Rp 13,7 triliun dan terpantau investor asing membeli bersih sebanyak Rp 479 miliar di pasar reguler.
Ada setidaknya enam saham yang dikoleksi oleh investor asing pada perdagangan hari ini. Berikut keenam saham yang dikoleksi oleh investor asing pada penutupan perdagangan Jumat (19/3/2021).
Di saat IHSG berbalik arah ke zona hijau dan asing mengambil kesempatan di 'injury time' dengan memborong beberapa saham, ada enam saham yang juga dilepas oleh investor asing pada perdagangan sesi hari ini.
Adapun keenam saham yang dilepas oleh asing pada penutupan perdagangan hari ini adalah:
IHSG bisa dibilang masih beruntung, di mana bursa saham Asia, Eropa, dan AS mayoritas ambles pada hari ini, setelah kenaikan kembali imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS pada perdagangan Kamis (18/3/2021) kemarin waktu AS.
Sebelumnya, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun kembali lompat 11 basis poin (bp) menjadi 1,75%, tertinggi sejak Januari 2020. Pagi tadi, imbal hasil masih tinggi yakni di angka 1,706%.
Kenaikan imbal hasil terjadi sehari setelah bank sentral AS menyatakan bahwa kebijakan moneter ekstra longgar akan dipertahankan meski inflasi bisa menyentuh 2,2%. Inflasi tinggi memicu kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah di AS.
Akibatnya, daya tarik obligasi di pasar negara berkembang pun memudar, sehingga memicu capital outflow (keluarnya dana asing dari bursa). Tak ayal, imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia juga meningkat, dan mendongkrak biaya penggalian dana para emiten.
Hal ini dikhawatirkan memicu tekanan terhadap kinerja emiten, terutama karena saat ini efek pandemi masih berdampak pada kinerja keuangan mereka. Reli harga saham yang belakangan terjadi pun dikhawatirkan terlalu berlebihan.
KOMENTAR