Gurusaham.com - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) fokus melakukan hilirisasi batu bara untuk menciptakan nilai tambah, dan bertransformasi menuju energi yang ramah lingkungan.
Salah satunya dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berupa 720 solar panel system (photovoltaics) berkapasitas maksimal 241 kilo watt peak (kWp) dan terpasang di Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) Bandara Soekarno-Hatta.
"Transformasi ini kita mulai dengan tagline kami beyond coal, terbukti dari hilirisasi, green energy. PLTS bekerja sama dengan Angkasa Pura II yang jumlah solar panel sama seperti di Changi Airport Singapura," kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin dalam "Mining Forum: Prospek Industri Minerba 2021 CNBC Indonesia", Rabu (24/03/2021).
Berdasarkan catatan CNBC Indonesia, PLTS ini merupakan yang terbesar yang dipasang di bandara di Indonesia dengan sistem atap (rooftop). Artinya kapasitas PLTS yang akan dibangun mendekati solar cell di Bandara Internasional Changi Singapura sebesar 250kWP, yang menutupi atap seluas 2.500 m2.
Arviyan mengatakan diperlukan upaya besar untuk mencapai target energi baru terbarukan 23% pada 2025, sementara saat ini baru tercapai 9% saat ini. Jika tidak bisa mencapai, menurutnya produk Indonesia bisa mendapatkan disinsentif dengan produk serupa dari negara lain yang lebih ramah lingkungan.
"Saya mengakui untuk PLTS ini tidak bisa jd sumber energi utama karena tidak ada baterai yang bisa mengcover 24 jam. Tapi saya yakin dengan pengembangan industri baterai dan teknologi berkembang terus mungkin saja ada inovasi tempatnya kecil penyimpanan besar. Saya yakin produsen baterai bergeraknya kesana," kata dia.
Lompatan teknologi dan inovasi ini menurutnya harus dimanfaatkan ke depannya dalam upaya hilirisasi batu bara. Apalagi dia menilai industri batu bara merupakan industri yang sunset dan akan semakin banyak ditinggalkan.
Apalagi Indonesia telah menandatangani Paris Agreement pada 2015 lalu, yang memiliki misi menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk dengan pengurangan batu bara. Selain itu, China juga mengeluarkan kebijakan dengan tidak menggunakan PLTU pada 2050.
"Saya melihat sekarang ini hilirisasi batu bara adalah satu-satunya pilihan untuk memanfaatkan maksimal sumber daya alam yang dimiliki. Batu bara termasuk sunset dan jangka panjang akan ditinggalkan sebagai bahan bakar energi primer," ujar Arviyan.
KOMENTAR