Gurusaham.com - Perusahaan asuransi pelat merah PT Asabri (Persero) aktif menjual saham PT Bank Neo Commerce Tbk. sepanjang bulan lalu.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia pada Selasa (13/4/2021), total penjualan saham oleh Asabri mencapai 113,26 juta. Informasi ini disampaikan oleh manajemen Bank Neo Commerce yang ditandatangani oleh Direktur Utama Tjandra Gunawan.
Selama Maret 2021, terdapat 11 transaksi penjualan saham yang dilakukan Asabri dengan jumlah paling banyak 20,80 juta saham pada 5 Maret 2021.
Dengan asumsi harga emiten berkode BBYB ini bergerak di kisaran 550 pada bulan lalu, maka dana yang berhasil terkumpul oleh Asabri mencapai Rp62,3 miliar.
Pasca transaksi penjualan saham BBYB sepanjang Maret 2021, kepemilikan saham Asabri pun menyusut dari 18,25 persen menjadi 16,83 persen.
Adapun, Komisaris Utama Asabri Fary Djemi Francis sebelumnya menjelaskan bahwa perbaikan kinerja keuangan dan investasi menjadi agenda utama perseroan sejak 2020.
Menurut Fary, pembenahan tata kelola perusahaan salah satunya akan diimplementasikan dalam bentuk perubahan AD ART. Landasan bagi perseroan akan berorientasi keberlangsungan pengelolaan dana para prajurit.
"Dalam waktu dekat ini juga perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Asabri akan ditetapkan, khususnya berkaitan dengan mekanisme pengelolaan investasi dan manajemen risiko," ujar Fary kepada Bisnis, belum lama ini.
Dia menyebut bahwa masih banyak tantangan yang akan dihadapi Asabri, sehingga manajemen harus terus melakukan pembenahan.
Hal tersebut penting untuk memulihkan kepercayaan publik terhadap Asabri, khususnya di sedang pusaran kasus dugaan tindak pidana korupsi. Dewan Komisaris Asabri pun mengejewantahkan agenda pembenahan perusahaan ke dalam enam prioritas pengawasan.
Fary menyebutkan bahwa pengawasan paling utama akan dilakukan terhadap aspek arus kas dan penyehatan keuangan. Asabri akan memastikan perusahaan dapat memenuhi seluruh kewajiban kepada peserta.
Hingga saat ini, pembayaran manfaat kepada para prajurit dan pegawai Kementerian Pertahanan berjalan baik, tetapi terdapat risiko pemenuhan liabilitas jangka panjang jika kondisi keuangan tidak segera dipulihkan.
KOMENTAR