Gurusaham.com - Emiten produsen konten grup MNC, PT MNC Studios International Tbk. (MSIN) berencana mulai mengoperasikan sebagian proyek Movieland pada Maret 2022.
Movieland dibangun di atas lahan seluas 21 hektare dalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) MNC Lido City yang bersebelahan dengan theme park yang ditargetkan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara.
Direktur MNC Studios International Titan Hermawan menjelaskan Movieland sudah dimulai pengerjaannya pada awal 2021. Harapannya, efisiensi produksi dapat tercipta setelah beroperasinya studio luar ruangan ini.
"Proses meratakan kawasan sudah 94 persen berjalan, apa yang terjadi di kawasan ekonomi khusus Lido City di Bogor, persiapan seperti pembangunan jalan sudah berjalan," urainya, dalam paparan publik insidentil, Senin (3/1/2022).
Menurutnya, pembangunan Movieland dilaksanakan dalam 2 fase karena ada percepatan pembangunan, sehingga diurutkan pembangunan area mana yang didahulukan sehingga dapat digunakan simultan dengan pembangunan.
"Diharapkan Maret 2022 sudah bisa kita beroperasi dari sana [perumahan elit], beberapa spot selesai pada 2022, di Mei ada beberapa area sudah selesai perumahan menengah, cafe resto selesai diharapkan, pertokoan juga bisa mulai shooting, semua selesai di kuartal IV/2023," terangnya.
Dia menargetkan pada Maret 2022 sudah dapat melaksanakan produksi drama dari studio tersebut.
Selain itu, ada beberapa contoh gambar desain yang sudah diselesaikan taraf pembangunan seperti perumahan biasa, perumahan elit, yang akan ada 4 sisi berbeda, sehingga dapat melakukan pengambilan gambar secara simultan untuk 4 program berbeda pada waktu bersamaan.
Sejumlah lokasi syuting luar ruangan pun sudah memiliki desain seperti restoran, cafe, pertokoan, desain sekolah, rumah sakit, hingga bandara.
"Main building dan post production juga akan dibangun di sini lokasi. Beberapa perumahan kelas atas, miniatur golf, rumah 4 sisi, sudah hampir selesai semua desainnya dan mulai pembangunan," katanya.
Selama ini, terangnya, pengambilan gambar di Indonesia menggunakan set yang sesungguhnya sehingga acap kali mengganggu ketertiban umum sekaligus memperlambat proses produksi film maupun serial.
"Secara efisiensi jauh dari kata ideal, kami terganggu proses yang ada perizinan, kegiatan kami timbulkan gangguan masyarakat umum, belum lagi kualitas gambar dan suara tidak maksimal," paparnya.
Menurutnya, seluruh proses produksi yang terpisah-pisah ini membuat tidak efisien, sehingga pembangunan Movieland dapat membangun satu kawasan yang lingkungannya terkendali secara keseluruhan.
"Semua produksi sinteron, film, OTT, akan di sana, ada banyak spot Movieland 21 Hektare, ini mencoba menciptakan satu kawasan mereplika kawasan satu kota perumahan sampai dengan pedesaan, kami sediakan kawasan itu rumah-rumah mewah, menengah, RS, bandara, jarak dekat dan efisien, fasilitas dan man power bisa sharing," jelasnya.
Selain itu, perseroan juga membangun fasilitas post production untuk kebutuhan editing, suara dan musik hingga color grading yang dapat menggantikan proses post production yang selama ini menggunakan teknik tinggi dan dilakukan di luar negeri.
[Bisnis.com]
KOMENTAR