Gurusaham.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali menorehkan kinerja positifnya pada pekan lalu, setelah pekan sebelumnya sempat ambruk hingga 2% lebih. Saham PT Bank Jago Tbk (ARTO) menguat dan nilai kapitalisasi melewati PT HM Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Chandra Asri Tbk (ASRI).
Pada perdagangan akhir pekan lalu (28/5/2021), IHSG memang ditutup menguat tipis, yakni 0,12% ke level 5.848,62, Namun sepanjang pekan lalu, IHSG melesat 1,31% secara point-to-point.
Setelah sekian lama sepi, pekan lalu terutama sebelum perdagangan terakhir nilai transaksi tembus Rp 22,9 triliun dan tergolong ramai. Asing juga mulai masuk ke saham-saham RI.
Sepanjang pekan lalu, asing membukukan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp 861,5 miliar di pasar reguler. Saham-saham yang paling banyak dikoleksi merupakan saham-saham dengan nilai kapitalisasi pasar besar (big cap).
Alhasil karena asing memborong sebagian besar saham big cap, maka total kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya berhasil naik kembali pada akhir pekan lalu.
Berdasarkan data BEI, total dari 10 besar kapitalisasi pasar saham-saham big cap kembali naik menjadi Rp 2.885 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp 2.824 triliun.
Perkembangan Market Cap Emiten Big Cap 10 Besar (RP T)
No. | Emiten | 28 Mei 2021 | No. | Emiten | 21 Mei 2021 | No. | Emiten | 11 Mei 2021 |
1. | Bank Central Asia/BBCA | 774 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 776 | 1. | Bank Central Asia/BBCA | 791 |
2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 497 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 475 | 2. | Bank Rakyat Indonesia/BBRI | 487 |
3. | Telkom/TLKM | 324 | 3. | Telkom/TLKM | 324 | 3. | Telkom/TLKM | 315 |
4. | Bank Mandiri/BMRI | 268 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 269 | 4. | Bank Mandiri/BMRI | 273 |
5. | Unilever/UNVR | 220 | 5. | Unilever/UNVR | 213 | 5. | Unilever/UNVR | 215 |
6. | Astra/ASII | 208 | 6. | Astra/ASII | 204 | 6. | Astra/ASII | 212 |
7. | Bank Jago/ARTO | 167 | 7. | Sampoerna/HMSP | 145 | 7. | Chandra Asri/TPIA | 156 |
8. | Sampoerna/HMSP | 148 | 8. | Chandra Asri/TPIA | 142 | 8. | Sampoerna/HMSP | 151 |
9. | Emtek/EMTK | 144 | 9. | Bank Jago/ARTO | 138 | 9. | Bank Jago/ARTO | 144 |
10. | Chandra Asri/TPIA | 135 | 10. | Emtek/EMTK | 138 | 10. | Emtek/EMTK | 133 |
Sumber: BEI, berdasarkan data harga saham, Jumat (28/5/2021)
Berdasarkan data di atas, pergerakan mayoritas big cap kembali mengalami kenaikan. Hanya empat saham yang market cap-nya masih mengalami penurunan dan satu saham yang market cap-nya masih sama dengan pekan sebelumnya, alias stagnan.
Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) masih menjadi 'raja kapitalisasi pasar', di mana hingga Jumat (21/5/2021) akhir pekan lalu, market cap BBCA mencapai Rp 774 triliun, turun Rp 2 triliun dari pekan sebelumnya yang sebesar Rp 776 triliun.
Selanjutnya, market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) kembali mengalami kenaikan menjadi Rp 497 triliun, naik sebesar Rp 22 triliun.
Sementara untuk market cap PT Bank Jago Tbk (ARTO) menjadi kenaikan terbesar pada akhir pekan lalu, yakni sebesar Rp 29 triliun menjadi Rp 167 triliun. Saham ARTO juga berhasil menggeser dua saham sekaligus, yakni saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) dan saham PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA).
Adapun untuk market cap saham HMSP terdepak ke posisi 8 dengan nilai market cap pada akhir pekan lalu sebesar Rp 148, naik sebesar Rp 3 triliun. Sedangkan saham TPIA tergeser ke posisi 10, di mana nilai market cap TPIA sebesar Rp 135 triliun, turun Rp 7 triliun.
Kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai pasar dari sebuah emiten, perkalian antara harga saham dengan jumlah saham beredar di pasar, semakin besar nilai market cap emiten maka pengaruh pergerakannya juga besar terhadap pergerakan IHSG.
Asing mengkoleksi beberapa saham-saham big cap yang menjadi penyusun terbesar IHSG yaitu trio PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Namun di tengah tren kenaikan harga emas dan tembaga, investor asing ternyata juga melakukan pembelian saham emiten tambang PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
Hal Ini menjadi indikasi bahwa investor tak mau ketinggalan momentum kenaikan harga emas yang diharapkan membuat kinerja keuangan emiten tambang ini menjadi solid.
Sementara itu, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang bagus pada periode April 2021 membuat bursa saham Wall Street sumringah dan semangatnya menyebar ke pasar keuangan Asia, tak terkecuali Indonesia.
Pekan lalu, jumlah warga AS baru yang mengajukan klaim pengangguran turun jauh melebihi ekspektasi pekan lalu dan menjadi level terendah selama 14 bulan terakhir di angka 406 ribu seiring dengan restriksi pasca Covid-19 yang terus diperlonggar.
Di sisi lain dari dalam negeri Bank Indonesia (BI) juga memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di 3,5%. Level terendah sejak Indonesia merdeka. Fokus BI sekarang adalah menjaga stabilitas rupiah.
Rupiah yang stabil menjadi salah satu modal utama bagi investor asing untuk membeli aset keuangan domestik. Ketika rupiah stabil maka confidence investor asing akan terbangun sehingga mereka menjadi lebih yakin berinvestasi di dalam negeri.
KOMENTAR