Gurusaham.com - Emiten telekomunikasi Grup Sinarmas, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) melalui anak usahanya PT Smart Telecom (Smartel) membeli 20,5% saham perusahaan infrastruktur serat optik jaringan telekomunikasi,PT Mora Telematika Indonesia (Moratelindo) dengan nilai investasi Rp 360 miliar.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), manajemen Moratelindo dan FREN masing-masing mengumumkan informasi masuknya Grup Sinarmas lewat Smartel ini.
Masuknya Smartel setelah dilakukan Penandatanganan Perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat oleh dan antara Moratelindo, PT Candraka Multikreasi (CKM) dan PT Gema Lintas Benua (GLB) dan Smartel.
CKM maupun GLB merupakan para pemegang saham Moratelindo, sementara itu FREN menguasai 99,99% saham Smartel.
"Perjanjian ini sehubungan dengan rencana penyertaan modal saham oleh Smartel atas saham-saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel Moratelindo sebesar 20,5% dari total modal yang ditempatkan perseroan dengan nilai transaksi sebesar Rp 360.000.812.000," kata Henry Rizard Rumopa, Sekretaris Perusahaan Moratolindo, dalam keterbukaan informasi BEI, Minggu (30/5/2021).
Adapun dampak dari penandatanganan perjanjian ini adalah akan terjadinya perubahan beberapa ketentuan dalam anggaran dasar Moratelindo setelah terpenuhinya syarat-syarat pendahuluan di dalam perjanjian dan telah diperolehnya persetujuan para pemegang saham perseroan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan.
Selain itu, rencana masuknya Smartel sebagai pemegang saham minoritas perseroan yaitu sebesar 20,50% di mana akan mengubah susunan pemegang saham perseroan akan tetapi tidak mengubah pemegang saham pengendali di perseroan dan Smartel tidak akan menempatkan pengurus baik pada direksi maupun dewan komisaris di perseroan.
"Masuknya Smartel sebagai pemegang saham sebagaimana dimaksud mengakibatkan penambahan klasifikasi saham baru di perseroan dan mengubah struktur permodalan perseroan," kata Henry.
Adapun rincian perubahan anggaran dasar perseroan sehubungan dengan dampak dari penandatanganan perjanjian tersebut akan disampaikan kepada BEI setelah dilaksanakannya RUPS.
"Rencana masuknya Smartel menjadi pemegang saham baru perseroan, para pihak dalam perjanjian meyakini akan terjadi sinergi kegiatan operasional antara perseroan dan Smartel, serta memperkuat struktur permodalan perseroan, sehingga berdampak positif pada kinerja, kondisi keuangan dan kelangsungan usaha," katanya.
Dalam keterbukaan terpisah, Anthony Susilo, Direktur FREN, mengatakan melalui penyertaan saham ini, maka para pihak dalam perjanjian ini meyakini akan terjadi sinergi dalam kegiatan operasional antara FREN, Smartel, dan Moratelindo.
"Transaksi ini bukan transaksi afiliasi dan tak masuk kategori transaksi material yang diatur dalam Peraturan OJK. Penyertaan saham ini dilakukan dalam rangka pengembangan usaha strategis perseroan, Smartel, dan Moratelindo di akan datang," kata Anthony.
Adapun Moratelindo terkenal dalam infrastruktur serat optik untuk jaringan telekomunikasi. Moratelindo juga menjadi salah satu penyedia akses jaringan terbesar di Indonesia.
Situs resminya mencatat, pada tahun 2016, pemerintah Indonesia mempercayakan Moratelindo untuk menjalankan proyek strategis nasional dengan menunjuk Moratelindo sebagai pemenang tender Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Timur.
Dengan skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), melalui anak usahanya yaitu PT Palapa Ring Barat (PRB) dan PT Palapa Timur Telematika (PTT), Moratelindo telah berhasil membangun jaringan fiber optic dengan total panjang jaringan mencapai 10.710 km, di mana PRB membangun sepanjang 2.256 km jaringan fiber optic darat yang menghubungkan wilayah Riau, Kepulauan Riau, Natuna dan Singkawang.
Sementara itu, PTT membangun sepanjang 8.454 km jaringan fiber optic yang terbagi menjadi 50% jaringan fiber optic laut, 45% jaringan fiber optic darat dan 5% microwave links, yang menghubungkan wilayah NTT, NTB, Maluku, Papua dan Papua Barat.
Jaringan Palapa Ring Barat sudah mulai beroperasi sejak tahun 2018, sedangkan Jaringan Palapa Ring Timur mulai beroperasi sejak tahun 2019.
KOMENTAR