Gurusaham.com - Emiten pengelola ritel Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), mengalokasikan belanja modal atau capital expenditures (capex) senilai Rp 3 triliun pada tahun ini.
Direktur Corporate Affairs Almafart, Solihin mengatakan, belanja modal tersebut akan dialokasikan untuk ekspansi gerai baru sebanyak 650 sampai 850 gerai dan membiayai sewa gerai yang sudah eksisting.
"Sewa tempat setiap tahun ada gerai yang sudah habis masa waktunya, salah satunya alokasi perpanjangan sewa, kedua, penggunaan capex untuk pembukaan gerai baru," kata Solihin, saat dihubungi CNBC Indonesia, Jumat (7/5/2021).
Seperti diketahui, sampai dengan Desember 2020, Alfamart mengelola sebanyak 15.434 gerai, meningkat dari posisi Januari sebanyak 14.430 gerai. Sedangkan, Alfamidi yang menjadi bagian dari bisnis AMRT juga mengelola 1.798 gerai per Desember.
Selain itu menurut Solihin, perseroan juga mulai mendiversifikasi bisnis ke teknologi. Hal ini dilakukan mengingat penggunaan teknologi informasi akan menjadi tren ke depannya.
Adapun sumber dana diversifikasi bisnis tersebut akan bersumber dari dana penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue perseroan.
Manajemen Alfamart juga telah meminta restu pemegang saham untuk menambah modal lewat rights issue sebanyak-banyaknya 5 miliar saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada Kamis kemarin (6/5/2021). Nilai nominal rights issue tersebut sebesar Rp 10 per saham meski harga pelaksanaan belum ditetapkan.
"Perseroan berencana untuk menggunakan dana yang diperoleh dari Penambahan Modal dengan HMETD untuk melakukan investasi pada perusahaan lain/penyertaan saham pada perusahaan yang bergerak di bidang berbasis teknologi yang dapat bersinergi secara strategis dengan perseroan," ungkap manajemen Alfamart.
Sebagai informasi, tahun 2020, Alfamart membukukan laba bersih Rp 1,06 triliun, turun 4,59% dari tahun sebelumnya Rp 1,11 triliun. Hal ini menyebabkan laba per saham dasar AMRT juga turun menjadi Rp 25,56 per saham dari sebelumnya Rp 26,79 per saham.
Berdasarkan laporan keuangan, pendapatan bersih emiten bersandi AMRT ini tercatat Rp 75,82 triliun atau naik 3,95% dari tahun sebelumnya Rp 72,94 triliun.
Rinciannya, pendapatan tersebut ditopang dari penjualan makanan sebesar Rp 50,26 triliun, naik 1,90% dari tahun lalu.
Selanjutnya, penjualan non makanan Rp 25,52 triliun, atau tumbuh 8,25% dari tahun sebelumnya Rp 23,57 triliun. Sisanya dari pendapatan jasa sebesar Rp 33,94 miliar yang mengalami penurunan dari tahun lalu Rp 36,73 miliar.
KOMENTAR