Gurusaham.com - Perusahaan asuransi BUMN PT Asabri (Persero) kembali mengurangi kepemilikan saham di PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) secara perlahan sejak perusahaan financial technology (fintech) Akulaku masuk dan menjadi pemegang saham dengan kepemilikan terbesar di bank tersebut.
Akulaku merupakan fintech yang disokong oleh anak usaha Alibaba sebagai investor. Situs resmi Akulaku mencatat bahwa perusahaan berhasil menyelesaikan pembiayaan Seri D dan melakukan kerja sama dengan Ant Finansial yang dikabarkan mencapai US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,45 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
PT Akulaku Silvrr Indonesia pertama kali masuk di BBYB pada awal tahun 2019 dengan mengakuisisi 8,9% saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dari PT Gozco Capital pada harga Rp 338 per saham dengan nilai total Rp 158 miliar.
Akibat akuisisi ini, porsi kepemilikan Gozco menyusut menjadi 33,26% dari sebelumnya 42,16%. Setelah itu Akulaku kembali menambah kepemilikan sahamnya melalui rights issue (penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu/HMETD) menjadi sebesar 24,98%.
Adapun kepemilikan saham lainnya digenggam oleh Asabri, yang ketika Akulaku pertama kali masuk masih menguasai 23,89%, lebih besar dua kali lipat dari kepemilikan terbaru (28/7) mereka di BBYB yang telah berkurang menjadi 11,02%.
BUMN yang bergerak di bidang asuransi sosial dan pembayaran pensiun khusus untuk prajurit TNI, anggota Polri, dan pegawai negeri sipil (PNS) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) ini sudah melakukan penjualan total 187 juta saham BBYB di bulan Juli 2021.
Dengan demikian, kepemilikannya turun dari 13,52% (1,01 miliar saham) menjadi 11,02% atau tersisa 826,12 juta saham BBYB per 28 Juli 2021.
Gelombang pertama penjualan saham BBYB oleh Asabri terjadi dalam 6 hari pada paruh pertama bulan Juli ini, dengan transaksi dilakukan pada tanggal 5, 6, 9, 12, 13, dan 15 Juli 2021.
Total saham yang dilego adalah 68.036.000 saham atau setara 0,91% kepemilikan, turun dari 1.013.161.590 saham menjadi 945.125.590 saham.
Transaksi selanjutnya terjadi pada tanggal 16 Juli, yang mana Asabri kembali melepas 15 juta saham BBYB sehingga sisa saham yang dimiliki tersisa 930,12 juta.
Selanjutnya pada 19 Juli Asabri kembali menjual 20 juta saham BBYB, dikuti penjualan 19 juta saham pada 21 Juli. Aksi penjualan saham tidak berhenti di situ, pada tanggal 26 Juli Asabri kembali melego 25 juta saham bank mini tersebut, transaksi terkahir dan paling baru adalah dilepasnya 40 juta saham milik Asabri di BBYB, sehingga kepemilikan Asabri di BBYB tersisa 826,12 juta saham atau sebesar 11,02%.
BBYB tidak merinci di level harga berapa penjualan saham dilakukan oleh Asabri. Namun, sepanjang periode berjalan 2021 manajemen telah beberapa kali melaporkan perubahan kepemilikan Asabri.
Penjualan Asabri di saham BBYB sejatinya bukan hanya dilakukan pekan lalu. Sejak awal tahun Asabri sudah perlahan melakukan penjualan di bank yang baru saja berganti nama dari sebelumnya Bank Yudha Bakti ini.
Berdasarkan laporan keuangan tahunan 2020, pada posisi akhir Desember tahun lalu tercatat jumlah saham BBYB yang dimiliki Asabri adalah sejumlah 1,24 miliar saham (18,62%). Angka ini turun pada laporan interim kuartal pertama tahun 2021 menjadi 1,12 miliar saham (16,83%), dan terbaru kini kepemilikan Asabri di BBYB kembali turun menjadi 11,02%.
Aksi take profit Asabri dari penjualan saham BBYB wajar saja mengingat saham ini sudah melesat kencang, naik 94,49% sejak awal tahun salah satunya akibat dari sentimen bank digital.
Kenaikan ini merupakan yang tertinggi dari 20 saham yang berada dalam portofolio Asabri menurut data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dengan kepemilikan di atas 5%. Hingga 14 Juli, 5 saham koleksi Asabri, termasuk BBYB, memiliki kinerja positif dan 7 saham tercatat mengalami koreksi.
Sementara itu 8 saham sisanya masih stagnan atau 'nyangkut' (dan masih disuspensi oleh BEI) terkait dengan skandal yang tengah disidik oleh Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor).
Kejagung menyebut total nilai pasti kerugian negara dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi Asabri mencapai Rp 22,78 triliun.
Pengendali Baru
Di sisi lain, Akulaku resmi menjadi pemegang saham pengendali BBYB setelah mendapat restu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagaimana terungkap dalam rancangan pengambilalihan Bank Neo Commerce oleh Akulaku yang dipublikasikan pada Rabu (28/7/2021) di situs resmi BBYB.
Dokumen tersebut sudah mendapat persetujuan dari OJK berdasarkan Surat Nomor SR-16/PB.1/2021 yang dikeluarkan pada 26 Juli 2021.
Pengumuman ringkasan rancangan pengambilalihan ini sehubungan dengan kepemilikan Akulaku atas 1.664.157.909 saham BBYB atau sekitar 24,98% BBYB sebagai akibat dari pelaksanaan penawaran umum terbatas III (PUT III) atau rights issue.
Aksi itu mengakibatkan Akulaku menjadi pemegang saham terbesar di BBYB, dan setelah Akulaku lulus uji kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) sebagai pemegang saham pengendali BBYB.
"Sesuai dengan ketentuan Pasal 24 ayat (2) POJK 41/2019, pengambilalihan saham bank dianggap mengakibatkan pengendalian (sebagaimana didefinisikan dalam POJK 41/2019) bank apabila kepemilikan saham menjadi yang terbesar pada bank," tulis dokumen rancangan BBYB tersebut.
"Alasan dan tujuan Akulaku melakukan pengambilalihan adalah untuk memanfaatkan teknologi tinggi yang dimiliki oleh Akulaku untuk membantu BBYB dalam melakukan transformasi digital terhadap layanan perbankan dan membawa BBYB ke tingkat baru dengan teknologi canggih dan transparansi yang lebih baik" tulis dokumen rancangan tersebut.
[CNBC]
KOMENTAR