Gurusaham.com - Emiten data center milik pengusaha Toto Sugiri PT DCI Indonesia tbk (DCII) berhasil menorehkan pertumbuhan laba bersih dan pendapatan usaha pada semester I 2021.
Menurut laporan keuangan yang diterbitkan di website Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (30/7) ini, laba bersih DCI Indonesia naik 35,09% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 110,62 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 81,89 miliar.
Seiring dengan meningkatnya laba bersih, pendapatan usaha DCI Indonesia juga tumbuh 3,68% secara yoy dari Rp 361,93 miliar pada triwulan II 2020 menjadi Rp 375,23 miliar pada periode yang sama tahun ini.
Lebih rinci, pendapatan DCI banyak disumbang dari pos jasa colocation, yakni sebesar Rp 350,82 miliar pada kuartal kedua 2021. Sementara, pendapatan lain-lain tercatat sebesar Rp 24,41 miliar.
Sebagai informasi, DCI Indonesia terutama berfokus pada bisnis penyediaan jasa colocation, yaitu penyediaan tempat untuk menyimpan atau menitipkan server pelanggan dengan standar keamanan fisik dan infrastruktur, seperti kestabilan arus listrik dan kontrol udara.
Adapun berdasarkan jenis pelanggan, pendapatan dari pihak ketiga berkontribusi sebesar Rp 364,33 miliar per akhir Juni 2021. Sisanya, pendapatan dari pihak berelasi sebesar Rp 10,90 miliar.
Di tengah kenaikan pendapatan usaha emiten yang sebagian sahamnya juga dimiliki oleh Bos Indofood Anthony Salim ini, beban pokok penjualan dan pendapatan turun sebesar 16,28% secara yoy menjadi Rp 165,58 miliar pada triwulan kedua 2021.
Sementara, total aset DCI Indonesia meningkat 12,01% menjadi Rp 2,73 triliun pada 30 Juni 2021 dibandingkan posisi 31 Desember 2020 sebesar Rp 2,44 triliun.
Jumlah liabilitas perusahaan juga naik 1,85% dibandingkan posisi akhir tahun lalu menjadi Rp 1,75 triliun pada semester pertama tahun ini. Setali tiga uang, total ekuitas DCI tumbuh 36,235 menjadi Rp 980,71 miliar pada triwulan kedua 2021.
Sampai dengan 30 Juni 2021, pemegang saham DCII ialah Otto Toto Sugiri dengan kepemilikan 29,90%. Marina Budiman 22,51%, Han Arming Hanafia sebesar 14,11%. Ketiganya merupakan pengendali, sedangkan Anthoni Salim menggenggam kepemilikan sebesar 11,12% dan pemegang saham publik 22,36%.
Asal tahu saja, BEI masih melakukan suspensi atau penghentian sementara perdagangan saham DCII sejak 17 Juni lalu, seiring adanya lonjakan yang signifikan pada harga saham ini.
[CNBC]
KOMENTAR