Gurusaham.com - Perusahaan asuransi BUMN PT Asabri (Persero) lagi-lagi menjual saham bank milik Akulaku, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) sehingga porsinya dari sebelumnya mencapai di atas 20% kini tersisa menjadi hanya 5,62% per 9 Agustus 2021.
Sebagai informasi, pada kuartal I-2019 saham Asabri di BBYB masih sebanyak 21,91% atau 1.240.539.090 saham, sementara pada kuartal I-2020 saham Asabri masih 20,13% atau setara 1.240.539.090 saham.
Namun dengan rentetan penjualan saham dalam beberapa bulan terakhir, per 6 Agustus 2021, terjadi lagi penjualan sebanyak 90 juta saham BBYB, sehingga porsi saham Asabri tersisa dari 6,82% (511.125.590 saham) menjadi 5,62% atau setara 421.125.590 saham.
Artinya sejak Maret 2019, Asabri sudah menjual 819.413.500 saham, meski tidak menyebutkan pada harga berapa saham bank eks Bank Yudha Bhakti itu dilepas.
Berdasarkan laporan di Bursa Efek Indonesia (BEI), transaksi penjualan saham juga terjadi pada Senin (2/8) lalu ketika Asabri melego 80 juta saham BBYB, sebelum akhirnya melego lagi pada Senin (9/8) lalu sebanyak 90 juta saham.
Selama bulan Juli lalu Asabri juga telah melepas sebanyak 337 juta saham BBYB dalam beberapa kali transaksi, dengan kepemilikan saham berkurang dari 1,01 miliar saham (13,52%) menjadi 676,12 juta saham (9,02%).
Aksi take profit Asabri dari penjualan saham BBYB wajar saja mengingat saham ini sudah melesat kencang, naik 391% sejak awal tahun hingga penutupan pada Selasa lalu (10/8) di level Rp 1.465/saham. Dalam 3 bulan terakhir saham BBYB melesat 230% dan setahun terakhir juga terbang 391%.
Dengan porsi saham tersisa 421,13 juta saham, dan harga terakhir di Rp 1.465/saham, maka valuasi saham Asabri di BBYB mencapai Rp 617 miliar.
Tim Riset CNBC Indonesia menilai salah satu sentimen penguatan saham ini akibat dari sentimen bank digital.
Keluarnya Asabri dimulai sejak perusahaan rintisan financial technology (fintech) Akulaku masuk dan menjadi pemegang saham dengan kepemilikan terbesar.
Akulaku merupakan fintech yang disokong oleh anak usaha Alibaba sebagai investor. Situs resmi Akulaku mencatat bahwa perusahaan berhasil menyelesaikan pembiayaan Seri D dan melakukan kerja sama dengan Ant Finansial yang dikabarkan mencapai US$ 100 juta atau setara dengan Rp 1,45 triliun (kurs Rp 14.500/US$).
PT Akulaku Silvrr Indonesia pertama kali masuk di BBYB pada awal tahun 2019 dengan mengakuisisi 8,9% saham PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) dari PT Gozco Capital pada harga Rp 338 per lembar saham dengan nilai total Rp 158 miliar.
Akibat akuisisi ini, porsi kepemilikannya menyusut menjadi 33,26% dari sebelumnya 42,16%. Setelah itu Akulaku kembali menambah kepemilikan sahamnya melalui rights issue menjadi sebesar 24,98%.
Terkait dengan saham BBYB yang melesat terus, BEI pun menyalakan 'radar' pengawasan terhadap saham BBYB, setelah telah terjadi peningkatan harga saham tersebut yang di luar kebiasaan (Unusual Market Activity/UMA).
Namun menurut BEI, pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Namun sehubungan dengan terjadinya UMA, maka Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan transaksi saham-saham tersebut.
Oleh karena itu, otoritas bursa menyarankan para investor untuk memperhatikan jawaban emiten atas permintaan konfirmasi Bursa dan mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.
Selain itu, para pelaku pasar juga perlu mengkaji kembali rencana corporate action emiten apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS serta mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.
[CNBC]
KOMENTAR