Gurusaham.com - Fintech lending Akulaku batal menjadi pengendali PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) setelah dilakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Senin (20/9/2021). Hal ini terjadi karena tak terpenuhinya kuorum dalam RUPSLB yang telah dilangsungkan tersebut.
Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan mengatakan karena masih belum ditetapkannya PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali, perusahaan akan kembali melangsungkan RUPSLB awal bulan depan.
"Rencana perseroan untuk mengesahkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali BNC tertunda karena kuorum yang belum tercapai pada saat RUPSLB. Selanjutnya, BNC akan menggelar RUPSLB di awal Oktober mendatang dengan agenda pengesahan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali BNC," kata Tjandra dalam siaran persnya, Selasa (21/9/2021).
Selain untuk menetapkan pengendali baru perusahaan, RUPSLB ini juga dilakukan untuk membahas perubahan modal dasar perusahaan. Agenda ini disetujui dengan penambahan modal dasar perseroan dari sebelumnya Rp1,5 triliun menjadi Rp3 triliun.
Dengan demikian, terjadi perubahan modal dasar dari semula sebanyak 15 miliar lembar saham senilai Rp 1,5 triliun menjadi sebanyak 30 miliar lembar saham senilai Rp 3 triliun dengan nominal Rp 100 per lembar saham.
Tjandra menjelaskan tujuan perubahan modal dasar perseroan sejalan dengan rencana penambahan modal disetor perseroan guna memenuhi POJK tentang pemenuhan modal minimum bank. Selain itu juga untuk menunjang akselerasi kami sebagai bank digital ke depannya.
Untuk diketahui, penambahan modal ini rencananya akan dilakukan melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 2,5 triliun.
Sebelumnya Tjandra menyebutkan peningkatan modal hingga Rp 3 triliun ini tak hanya memenuhi ketentuan OJK, tapi menjadi bagian rencana kami dalam bertransformasi menjadi bank digital
"Rights issue sekarang sedang berjalan, target kami [bisa menghimpun dana] HMETD Rp 2,5 triliun," ungkap Tjandra dalam paparan publik, Senin (6/9/2021).
Bank bersandi BBYB ini akan menggunakan dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk belanja modal dan meningkatkan modal inti. Sisanya untuk investasi di sektor teknologi dan informasi (IT) dan belanja operasional.
"Kita punya capital plan, akan melaksanakan rights issue, sekarang lagi proses PUT kami, injeksinya untuk mengejar capital Rp 2 triliun tahun ini," kata Tjandra, dalam sesi wawancara bersama awak media, Rabu (28/4/2021).
Pada 29 Juli lalu, Akulaku, fintech lending yang disuntik oleh Ant Financial menjadi pemegang saham pengendali perseroan. Dia mengatakan, dengan perubahan pengendali ini diharapkan akan memberikan dampak yang positif bagi BBYB. Namun, kata Tjandra, pihaknya selalu terbuka bekerja sama tak hanya dengan ekosistem Akulaku.
"Dengan Akulaku akan terjadi sinergi, kami menjadikan itu sebagai suatu hal yang menjadi starting point kami," ujarnya.
[CNBC]
KOMENTAR