Gurusaham.com - Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) ditutup di level terendahnya (all time low) pada perdagangan Selasa kemarin (12/10) sejak pertama kali emiten ecommerce Grup Emtek ini mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada 6 Agustus silam.
Data BEI menunjukkan, saham BUKA ambles ke level terendah yang diizinkan oleh regulator alias ARB (auto reject bawah) dengan koreksi 6,37% ke level Rp 735/saham.
Perdagangan Selasa kemarin terpantau cukup ramai dengan nilai transaksi mencapai Rp 397 miliar. Dengan koreksi yang terjadi nilai kapitalisasi pasar BUKA melorot ke Rp 75,75 triliun.
Bahkan hingga penutupan perdagangan tercatat ada antrean jual saham BUKA menumpuk di level ARB yakni Rp 735/unit sebanyak 1,19 juta lot yang memberikan sinyal akan ada koreksi lanjutan pada perdagangan hari ini paling tidak pada awal perdagangan.
Seperti yang sudah diketahui bersama, BUKA merupakan startup unicorn pertama RI yang melantai di bursa saham domestik pada 6 Agustus 2021.
Satu saham BUKA ditawarkan di harga super premium saat IPO yakni Rp 850, dengan raihan dana IPO rekor sepanjang sejarah pasar modal RI, Rp 22 triliun.
Dengan koreksi harga saham saat ini, artinya harga saham BUKA sudah melorot 13,5% dari harga penawaran perdananya.
Sejatinya sejak pertama melantai, banyak suka duka para investor yang terjadi di saham BUKA.
Sukanya tentu saja ketika para investor yang membeli saham BUKA di pasar perdana dan berhasil mengambil untung saat harga sahamnya terbang ke level ARA (auto reject atas) sebanyak 2 kali meskipun longsor di hari kedua.
Sedangkan duka yang mendalam terjadi bagi para investor yang melakukan pembelian di hari kedua di harga ARA.
Di tengah ambruknya harga saham BUKA ke level terendah sepanjang sejarahnya, viral sebuah tangkapan layar salah satu investor yang merugi parah di saham situs lokapasar yang didirikan oleh Achmad Zaky ini.
Menurut pemantauan CNBC Indonesia tangkapan layar ini beredar di beberapa forum komunitas saham.
Adalah seorang pemilik akun bernama Alvin3131 yang mem-posting screenshot portfolio kerugian lebih dari Rp 589 juta di saham BUKA.
Berdasarkan tangkapan layar yang diunggah tersebut terlihat sang investor membeli 10.000 lot saham (1 juta saham) BUKA di harga rata-rata Rp 1.324/unit dekat dengan harga tertinggi sepanjang masa BUKA di level Rp 1.325/unit saat Bukalapak ARA di hari kedua. Dengan rata-rata harga beli tersebut (merogoh kocek senilai Rp 1,32 miliar) sang investor mencatatkan kerugian sebesar 44%.
Tak hanya merugi di BUKA, sang investor juga merugi di induk Bukalapak.com yakni 2.000 lot saham (200.000 saham) PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) yang dibeli di harga Rp 2.700/unit di mana di harga saat sang investor menangkap layar yakni Rp 1.620/unit, sang investor sudah merugi 40% senilai Rp 216 juta.
Dari kedua saham tersebut total sang investor merugi hampir Rp 805 juta meskipun tentu saja kerugian tersebut masih berupa floating loss alias belum direalisasikan sehingga apabila harga saham BUKA dan EMTK mampu berbalik arah secara drastis maka sang investor bisa berbalik untung.
"Hayo ngacung dong pemilik porto ini yang lagi viral. Pasti anda korban pom2an si badut impostor Clubhouse itu d. Saya juga kok anda ga sendirian," tulis Alvin di unggahan tersebut.
Tidak dispesifikasikan memang siapa influencer saham 'badut clubhouse' yang melakukan aksi pom-pom tersebut yang dimaksud akan tetapi belakangan ini memang sosial media broadcasting seperti Clubhouse dan Discord sering dijadikan platform bagi para influencer saham untuk memberikan rekomendasi saham pilihan.
Sering pula terjadi para influencer yang ternyata menyimpan niat buruk seperti merekomendasikan saham yang ingin dijualnya agar harga sahamnya naik terlebih dahulu dan ada likuiditas di pasar untuk menampung barang jualannya (aksi pom-pom saham).
Namun yang jelas bagi pelaku pasar yang punya horizon jangka panjang, pasar modal adalah investasi jangka panjang. Perlu bagi investor dan calon investor untuk melihat kembali prospek bisnis, fundamental perusahaan sebelum masuk membeli saham dan menjadi pemegang saham dari emiten terkait.
Bagi Anda yang punya rencana trading jangka pendek, lengkapi diri Anda dengan kemampuan analisis yang baik dan analisis teknikal guna menyortir saham-saham prospek cuan secara teknikal alias chart. Lagi-lagi keputusan investasi ada di tangan Anda sendiri.
[CNBC]
KOMENTAR