Gurusaham.com - Setelah tiga hari beruntun di zona merah, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya berbalik menguat pada perdagangan Kamis kemarin (13/1/2022).
IHSG ditutup menguat sebesar 0,17% ke level 6.658,35 dengan nilai transaksi Rp 10,26 triliun. Pelaku pasar asing melakukan pembelian bersih senilai Rp 587,55 miliar.
Sehingga, sejak awal tahun ini, pelaku pasar asing sudah mengakumulasi pembelian bersih senilai Rp 4,61 triliun.
Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai transaksi pada perdagangan Jumat ini (14/1/2022):
1. Setelah Djarum, Kini Lazada Dikabarkan Mau Caplok ERAA
Setelah Grup Djarum, kini, Lazada dikabarkan mau mencaplok perusahaan ritel ponsel, PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Berdasarkan kabar yang berhembus di kalangan pelaku pasar, Lazada berminat untuk mengakuisisi perusahaan ritel ponsel yang didirikan Budiarto Halim ini.
Seperti diketahui, Lazada merupakan perusahaan e-commerce yang sahamnya dimiliki oleh Alibaba. Santer dikabarkan, akuisisi Erajaya oleh Lazada tidak langsung dilakukan oleh Grup Alibaba, tapi melalui Salim Grup. Grup Salim memang gencar berinvestasi di beberapa perusahaan e-commerce Tanah Air, salah satunya adalah Lazada.
Menanggapi rumor yang beredar ini, manajemen ERAA tidak membantah, maupun membenarkan rumor tersebut. "Kami tidak dapat menanggapi rumor atau spekulasi apapun yang beredar di pasar. Erajaya terus berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan setia kami di seluruh wilayah tempat perusahaan beroperasi," ungkap manajemen Erajaya, saat dihubungi CNBC Indonesia, Kamis (13/1/2022).
2. Kacau! Sugih Energy Enggak Punya Uang Sekadar Untuk RUPS
PT Sugih Energy Tbk (SUGI) sudah tidak lagi sugih (Bahasa Jawa dari sejahtera). Jajaran direksi dan komisaris emiten pertambangan minyak dan gas (migas) ini kompak mengundurkan diri karena alasan yang ironis.
Pengunduran diri berjamaah itu dilakukan lantaran direksi telah berupaya dengan segara cara agar bisa melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST). Namun, perusahaan tidak lagi memiliki uang sedikit pun untuk menghelat kegiatan ini.
"Kami secara bersama-sama mengajukan pengunduran diri dari jabatan pengurus perseroan," tulis manajemen SUGI dalam keterangannya, Kamis (13/1/2022).
3. Dana IPO BUKA Mengendap, Ada yang di Deposito Berbunga 4,23%
PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 6 Agustus 2021. Memasuki enam bulan setelah IPO, dana segar yang terkumpul rupanya masih mengendap.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Kamis (13/1/2022), Bukalapak baru menggunakan Rp 1,71 triliun dari total perolehan bersih IPO Rp 21,32 triliun. Artinya, realisasi penggunaan dana IPO Bukalapak masih kurang dari 10%, tepatnya baru sekitar 8%.
Sejauh ini, Bukalapak baru merealisasikan dana hasil IPO untuk modal kerja perusahaan. Serapan ini menjadi yang terbesar mengingat serapannya mencapai Rp 1,17 triliun.
4. Kejar Modal Inti Rp 3 T, Bank Grup Salim Siap Rights Issue
Emiten bank milik Grup Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menyatakan komitmennya untuk memenuhi kewajiban modal inti minimum Rp 3 triliun pada tahun ini. Demi memenuhi tujuan tersebut, BINA akan menggelar aksi korporasi penambahan modal melalui rights issue pada semester dua tahun ini.
Sekadar informasi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewajibkan bank untuk memiliki modal inti minimal Rp 2 triliun pada 2021 dan meningkat menjadi sebesar Rp 3 triliun per Desember 2022.
Hal ini sesuai dengan Peraturan OJK (POJK) Nomor 12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. BINA sendiri mengungkapkan sudah memenuhi kewajiban modal inti minimum Rp 2 triliun pada akhir 2021.
5. Pandemi, BTPN Hentikan Penerbitan Obligasi Rp 4 T
Emiten bank, PT Bank BTPN Tbk (BTPN) menghentikan rencana penerbitan obligasi senilai Rp 4 triliun.
Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan manajemen emiten bersandi BTPN ini, perseroan menghentikan rencana penerbitan obligasi tersebut karena saat ini dinilai bukan waktu yang tepat untuk menerbitkan obligasi karena situasi pandemi Covid-19 mempengaruhi jadwal ketersediaan dana atau likuiditas.
Sejatinya, perusahaan menargetkan dapat menghimpun dana hingga Rp 5 triliun melalui Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Obligasi Berkelanjutan IV PT Bank BTPN Tbk.
"Realisasi dana yang dihimpun dalam Obligasi Berkelanjutan IV Tahap I Tahun 2019 sebesar Rp 1 triliun. PUB Obligasi Berkelanjutan IV yang tidak diterbitkan sebesar Rp 4 triliun," ungkap Direksi BTPN, dikutip Kamis (13/1/2022).
6. Mau 'Caplok' Perusahaan, Cashlez (CASH) Gelar Rights Issue
Emiten penyedia payment gateway PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk (CASH) berencana melakukan penambahan modal dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), untuk memuluskan aksi korporasi Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) tersebut, CASH akan menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 21 Februari 2022.
Dalam rights issue tersebut, CASH akan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 450 juta saham dengan nilai nominal Rp 12/saham.
"Jumlah saham yang akan diterbitkan akan disesuaikan dengan keperluan dana perseroan," jelas manajemen CASH, dikutip CNBC Indonesia, Kamis (13/1/022).
7. BEI Setop Aktivitas Perdagangan Royal Investium Sekuritas
Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan transaksi salah satu Anggota Bursa (AB) yakni PT Royal Investium Sekuritas dengan kode broker LH.
Hal tersebut disampaikan oleh BEI lewat sebuah pengumuman yang dirilis Kamis (13/1/2022).
Alasan penghentian transaksi tersebut didasarkan pada Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) yang tidak mencukupi ketentuan yang dipersyaratkan.
"Berdasarkan hasil pemantauan Bursa terhadap Sistem Pusat Pelaporan Modal Kerja Bersih Disesuaikan (MKBD) diketahui bahwa nilai MKBD PT Royal Investium Sekuritas per tanggal 12 Januari 2022 tidak memenuhi ketentuan nilai minimum yang dipersyaratkan," tulis pengumuman BEI, Kamis (13/1/2022).
[CNBC]
KOMENTAR