Gurusaham.com - Masuknya investor kakap dalam penambahan modal PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) dinilai akan berdampak positif pada pergerakan saham bank ini. Sebab, dengan adanya investor baru ini, nantinya akan tercipta ekosistem baru yang menunjang pertumbuhan fundamental Allo Bank.
Associate Director Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nicodemus mengatakan perkembangan saham BBHI ke depannya bisa saja mengikuti tren positif dari bank digital yang sudah lebih dulu naik daun, PT Bank Jago Tbk (ARTO).
"Mungkin sekali [mengikuti ARTO], karena kalau kita lihat apa yang dibangun oleh Allo Bank ini tidak main-main. Kalau kita bicara tentang bank digital, tentu bicaranya ekosistem bisnisnya seperti apa," kata Maximilianus dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Rabu (5/1/2022).
"Dan kalau dilihat sampai yang dilakukan Allo Bank tidak main-main karena investor yang masuk itu semuanya memiliki kapasitas yang besar, tentu ekosistem yang juga akan semakin besar. Dan ketika ekosistem semakin besar dan semakin lengkap ini akan menjadi salah satu daya dobrak bagi Allo Bank untuk mencetak pertumbuhan yang positif setidaknya di 2022 ini," lanjut dia.
Dia memperkirakan saham bank ini akan bisa mencapai resisten berikutnya di Rp 10.000/saham dan jika tercapai akan menuju resisten berikutnya di Rp 11.900/saham.
Namun demikian, perlu terus diperhatikan sentimen yang ada, sebab apabila terjadi koreksi dengan support di Rp 6.250/saham. Jika harga tersebut sudah mencapai di bawah support tersebut, perlu dipertibangkan untuk melakukan exit.
"Tetap perhatikan, cermati sentimen yang ada. Kalau yakin dengan valuasi, Allo Bank akan jadi bintang setelah ARTO, beli jadi sebuah keputusan," imbuh dia.
Untuk diketahui, pada perdagangan hari ini saham BBHI telah menguat 10,23% sepanjang hari dan ditutup di harga Rp 9.700/saham.
Kapitalisasi pasar saham ini telah mencapai Rp 113,32 triliun.
Untuk diketahui, saat ini BBHI tengah melakukan penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) alias rights issue.
Dalam aksi korporasi ini perusahaan rencananya menerbitkan sebanyak 10.047.322.871 saham baru yang setara 46,24% dari modal disetor perusahaan.
Harga pelaksanaan dari rights issue ini adalah Rp 478/saham. Dengan demikian, dari aksi korporasi ini perusahaan akan mendapatkan Rp 4,80 triliun dana segar.
Rencananya, dana yang diperoleh dari aksi korporasi ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka meningkatkan Modal Inti menjadi KBMI 2 sebagaimana dimaksud dalam POJK 12/2021.
Selanjutnya, untuk pengembangan usaha termasuk mengembangkan kegiatan usaha dalam bidang kredit dengan inovasi teknologi atau yang dikenal dengan bank digital.
Mega Corpora hanya akan menyerap 30% saham yang menjadi haknya, selebihnya akan dialihkan kepada calon pemegang saham lainnya.
Antara lain T Corp, Grup Salim, Growtheum Capital Partners, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA), Grab, Traveloka, dan Carro.
[CNBC]
KOMENTAR