COAL Terbang 374%, Konglomerat Sujaka Lays Cuan Rp1 Triliun Lebih !

SHARE:

Gurusaham.com - Kekayaan Sujaka Lays yang merupakan pemilik dan pendiri dari emiten batu bara Black Diamond Resources Tbk (COAL) ditaksir meningkat signifikan pasca membawa perusahaan tersebut melantai di bursa baru-baru ini.

Sejak pertama kali diperdagangkan publik Rabu (7/9) pekan lalu, saham COAL selalu ditutup menyentuh batas auto atas (ARA) sehingga membuat kekayaan sang pengendali meningkat Rp 1 triliun lebih dibandingkan saat awal penawaran umum perdana (IPO).

Saham ini ditawarkan senilai Rp 100/saham pada saat IPO dan selama enam hari pertama perdagangan hingga hari ini, saham ini secara kumulatif telah menguat 374% dari harga IPO. Saat ini saham ini diperdagangkan di harga Rp 474/saham dengan kapitalisasi pasar nyaris mencapai Rp 3 triliun, dari semula hanya Rp 625 miliar saat pertama kali melantai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Akibat kinerja saham yang fantastis ini, investor yang memegang saham COAL sejak IPO sudah mengantongi cuan dalam bentuk unrealized profit (apabila belum dijual dan masih hold) sebesar 82% dalam enam hari perdagangan saja.

Bos COAL Sujaka Lays diketahui porsi kepemilikan sahamnya terdilusi menjadi 45,95% pasca IPO, dengan 42% dimiliki secara langsung dan sisanya lewat PT Alam Tulus Abadi. Artinya secara total Sujaka menguasai total 2,87 miliar saham COAL secara langsung dan tidak langsung.

Menggunakan perhitungan sederhana, kenaikan sebesar Rp 374 dari harga IPO membuat kekayaan Sujaka Lays ditaksir meningkat tajam, naik hingga Rp 1,07 triliun hanya dalam kurun waktu sepekan saja.

Sujaka bukan merupakan nama asing di pasar modal. Saat ini dia tercatat sebagai direktur utama dan pengendali tidak langsung dari Indo Komoditi Korpora (INCF), emiten yang bergerak di bidang usaha industri karet dan perdagangan dan sebelumnya bernama PT Amstelco Indonesia.

Secara fundamental, perusahaan sebenarnya mencatatkan kenaikan kinerja keuangan yang cukup signifikan. Melansir prospektus IPO, sepanjang tahun 2021 perusahaan mencatatkan pendapatan Rp 171,70 miliar atau naik 120 kali lipat dari capaian tahun 2020 sebesar Rp 1,41 miliar. Laba bersih perusahaan tahun lalu tercatat sebesar Rp 27,32 miliar.

Sedangkan dalam empat bulan pertama tahun ini, pendapatan perusahaan tercatat Rp 95,53 miliar, meningkat 127% secara tahunan (yoy) dari semula Rp 42,09 miliar. Laba perusahaan juga naik dua kali lipat lebih menjadi Rp 43,30 miliar dari semula Rp 21,42 miliar.

Perusahaan juga mengungkapkan akan menggunakan dana IPO untuk membuka area tambang baru dan meningkatkan produksinya tahun ini. Akan tetapi eskalasinya relatif kecil dan tidak akan berdampak signifikan pada kinerja bottom line perusahaan, apa lagi jika harga batu bara global terus mendingin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Saat ini perusahaan mengungkapkan memiliki cadangan terbukti hanya 9 juta ton dan cadangan terkira 25 juta ton. Angka ini sangat kecil jika dibandingkan dengan emiten batu bara lainnya. Sebagai perbandingan, Adaro Minerals (ADMR) yang juga merupakan bintang IPO tahun ini memiliki cadangan batu bara hingga 170 juta ton - terbukti 83 juta ton, terkira 87 juta ton - dan tahun ini diprediksi akan memproduksi hingga 3 juta ton.

Selain cadangan yang jauh lebih besar, ADMR juga memiliki cadangan batu bara metalurgi dengan kalori tinggi sehingga harga jualnya juga lebih mahal dibandingkan dengan kalori menengah milik COAL.

Saat ini perusahaan menyebut tingkat produksi masih mencapai 50 ribu ton/bulan atau setara dengan 600 ribu ton/tahun dan akan ditingkatkan menjadi 800 ribu ton pada tahun ini.

Data Refinitiv mencatat saat ini saham COAL menjadi yang paling kemahalan di anta emiten batu bara lainnya baik itu dari perbandingan harga saham terhadap nilai buku (PBV) maupun perbandingan harga terhadap laba bersih per saham (PE).

Melansir Refinitiv, harga saham COAL saat ini diperdagangkan 25,16 nilai bukunya, di mana secara keseluruhan di sektor tambang batu bara, secara rerata harga saham perusahaan diperdagangkan 2,23 kali harga buku. Sementara nilai PE perusahaan mencapai 38, dibandingkan rata-rata industri yang hanya 5,61.

Dibandingkan ADMR yang harganya terbang 1830% dari harga IPO tahun ini, saham COAL juga masih relatif 'kemahalan' dengan PBV dan PE ADMR secara berurutan adalah 12,15 dan 15,20, jauh lebih kecil dari catatan COAL.

Meski demikian, angka tersebut tampaknya akan sedikit membaik ketika perusahaan melaporkan kinerja penuh satu semeter. Meskipun perbaikan ini tidak terlalu berdampak signifikan pada valuasi saham perusahaan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

[CNBC]

KOMENTAR

Nama

bisnis,5,ekonomi,1,emiten,5,idx,1,infrastruktur,1,
ltr
item
Berita Finansial - Gurusaham: COAL Terbang 374%, Konglomerat Sujaka Lays Cuan Rp1 Triliun Lebih !
COAL Terbang 374%, Konglomerat Sujaka Lays Cuan Rp1 Triliun Lebih !
https://awsimages.detik.net.id/visual/2022/09/07/pt-black-diamond_169.png?w=715&q=90
Berita Finansial - Gurusaham
http://berita.gurusaham.com/2022/09/coal-terbang-374-konglomerat-sujaka.html
http://berita.gurusaham.com/
http://berita.gurusaham.com/
http://berita.gurusaham.com/2022/09/coal-terbang-374-konglomerat-sujaka.html
true
7648387769526154670
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA Baca selengkapnya Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS Lihat semua BERITA LAINNYA TAG ARCHIVE PENCARIAN ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content