Gurusaham.com - Era bunga murah mulai berakhir sejak Bank Indonesia memutuskan untuk menaikkan suku bunga. Adapun PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) sebagai bank penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) menyebutkan akan ada kenaikan bunga KPR dalam dua-tiga bulan mendatang.
Direktur Utama BTN Haru Koesmahargyo mengatakan untuk menentukan suku bunga kredit seperti KPR, bank harus melihat suku bunga dana.
"Kemarin waktu naik, suku bunga acuan kita suku bunga dasar kredit (SBDK) masih tetap, kenaikan bunga acuan ditambah biaya bunga. Baru biaya pinjamannya, jadi tidak serta merta, tapi karena sudah naik (bunga acuan) akan kita sesuaikan," kata Haru di Gedung DPR, Rabu (14/9/2022).
Sayangnya, BTN belum menentukan berapa kenaikan bunga KPR yang akan dilakukan ke depan. Hal ini karena bank juga melihat likuiditas di pasar.
"Kita masih ikut saja, bagaimanapun likuiditas di pasar harus diikuti. Yang diterima bank kan sama, penabung dikasih lebih peminjam juga sama, naik ikut naik, turun ikut turun," jelasnya.
Sekadar informasi saat ini SBDK BTN untuk bunga kredit korporasi 8%, kredit ritel 8,25%, kredit konsumsi KPR 7,25% dan kredit konsumsi non KPR 8,75%.
SBDK ini adalah bunga dasar yang digunakan untuk penetapan bunga kredit yang dikenakan oleh bank kepada nasabah. Jadi jangan heran dan bingung, jika bunga kredit yang sudah sampai ke nasabah belum tentu sama alias berbeda dengan SBDK yang dicantumkan bank.
Sebelumnya Haru mengatakan, hingga kini demand pembiayaan rumah masih sangat tinggi, namun ada banyak kendala yang membayangi.
Dia menyebutkan, suku bunga masih mahal, tidak memiliki uang muka, hingga belum memiliki penghasilan cukup menjadi beberapa kendala utama. Untuk meningkatkan kepemilikan rumah dan menyiasati minimnya dana yang dimiliki oleh sebagian masyarakat, BTN mengungkapkan beberapa strateginya.
"Pertama, kami menyalurkan KPR bersubsidi. Kedua, bagaimana akses pembiayaan yang lebih murah dan mudah. Agar lebih mudah, kami melakukan transformasi agar pelayanan lebih cepat dan bangun sentra bisnis di beberapa tempat untuk mempercepat layanan dan melakukan digitalisasi," jelas Haru dalam Economic Update CNBC Indonesia, Senin (15/8/2022).
Untuk memberikan pembiayaan yang lebih murah, BTN menekan biaya bunga, yang dilakukan dengan menambahkan nasabah ritel baru. BTN menurutnya juga melakukan kerja sama dengan beberapa lembaga yang bisa melakukan pengelolaan dana.
[CNBC]
KOMENTAR