Gurusaham.com - Sebuah insiden yang tidak biasa terjadi di Terusan Suez, Mesir. Di terusan yang menghubungkan Laut Merah dan Laut Tengah ini, kapal peti kemas raksasa Ever Given yang berkapasitas 20.000 kontainer 20 kaki kandas dan menghalangi seluruh jalur pelayaran itu pada Selasa (23/3/2021)
Insiden ini mengakibatkan antrean kemacetan yang cukup panjang dan menyebabkan terusan itu ditutup sementara waktu. Beberapa perusahaan kapal bahkan memutuskan untuk memutar melalui Afrika Selatan, di mana waktu perjalanan bisa memakan waktu sekitar satu minggu.
Hingga saat ini, pihak berwenang sudah berupaya sekeras tenaga untuk membuat kapal kargo dengan panjang mencapai 400 meter tersebut untuk mengapung kembali. Bahkan setidaknya beberapa kapal tunda dikerahkan untuk menarik raksasa berukuran 400 meter itu. Namun sejauh ini belum ada perubahan yang cukup berarti mengenai posisi kapal itu.
Menurut ahli perkapalan, untuk bisa membuat kapal sebesar itu kembali mengapung butuh waktu berhari-hari bahkan mingguan. Bayangkan saja betapa mengganggunya kecelakaan ini.
Bahkan, menurut data yang dihimpun perusahaan manajemen perkapalan Lloyd list, insiden kapal raksasa itu bisa menahan sekitar US$ 400 juta atau sekitar Rp 5,7 triliun (asumsi Rp 14.000/US$) per jam dalam perdagangan. Angka ini berdasarkan perkiraan nilai barang yang dipindahkan melalui Suez setiap hari.
Lloyd menilai lalu lintas ke arah barat di kanal itu kira-kira US$ 5,1 miliar (Rp 73,7 triliun) per hari. Lalu lintas ke arah timur sekitar US$ 4,5 miliar (Rp 65 triliun) per hari.
Selain itu, pemblokiran semua lalu lintas di Suez oleh Ever Given dapat berdampak besar bagi pengiriman global yang bergerak antara Laut Mediterania dan Laut Merah. Dalam terusan yang tertutup itu, setidaknya sepuluh kapal tanker yang membawa 13 juta barel minyak mentah dapat terpengaruh oleh pelarangan tersebut, menurut perusahaan analisis minyak Vortexa.
Akibatnya harga minyak telah melonjak 2% karena insiden tersebut. Minyak mentah Brent untuk pengiriman Mei melonjak 2,1% menjadi US$ 62,09 per barel (Rp 897 ribu), setelah sebelumnya jatuh 5,9% dan mencapai level terendah US$ 60,50 (Rp 874 ribu).
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 2% menjadi US$ 58,95 (Rp 851 ribu) per barel, setelah turun 6,2% di sesi sebelumnya.
KOMENTAR