Gurusaham.com - Bank investasi asal AS, Morgan Stanley menyampaikan riset terbarunya mengenai saham emiten bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO) di pasar saham Indonesia.
Lewat dua analis PT Morgan Stanley Sekuritas Indonesia, Mulya Chandra dan Yulinda Hartanto, Morgan Stanley memprediksi tiga skenario pergerakan saham Bank Jago.
Pertama, skenario paling bullish, saham Bank Jago bisa menembus Rp 21.476 per saham atau setara 38,1 kali nilai buku per saham dari level saat ini rata-rata di kisaran Rp 9.875 sampai Rp 10.750 per saham.
Asumsinya, pertumbuhan ini dapat dicapai bila pertumbuhan PDB mampu tumbuh 7,4%.
Skenario kedua, best case saham ARTO bisa mencapai Rp 14.528 per saham, setara 25,8 kali nilai buku dengan asumsi pertumbuhan ekonomi mencapai 6.2%.
Sedangkan skenario paling buruk, atau bear case saham ARTO bisa mencapai Rp 6.049 per saham, atau 10,7 kali nilai buku per saham bila pertumbuhan PDB di tahun ini sebesar 5.2%.
"Keunggulan manajemen Bank Jago ditopang oleh tim manajemen yang berpengalaman menjadikan Bank Jago sebaga pelopor dalam perbankan digital Indonesia," tulis dua analis Morgan Stanley, dalam risetnya bertajuk Bank Jago: Indonesia's digital bank pioneer, Kamis (18/3/2021).
Tidak hanya itu, Morgan Stanley juga menyoroti, ARTO turut diuntungkan dengan masuknya Gojek sebagai salah satu pemegang saham perseroan.
Sebabnya, dengan memanfaatkan ekosistem online pemegang saham Gojek, Bank Jago membuka jalan untuk mendapatkan yang terbaik dari dua dunia sekaligus, bank konvensional dan fintech.
"Bank Jago berada pada posisi yang tepat untuk mendapatkan keuntungan dari ekosistem online Indonesia yang berkembang, mengingat Gojek adalah salah satu pemegang saham utamanya," ungkap Morgan Stanley.
Bank Jago, berpeluang memiliki akses ke 20 juta pengguna aktif Gojek sebagai bagian dari fase ekspansi awal. Morgan Stanley juga mencatat, kedua pihak saat ini masih mempersiapkan integrasi yang ingin mereka selesaikan pada tahun 2021.
Selain itu, Gojek adalah unicorn pertama di Indonesia dan menjadi super app terbesar di Indonesia yang menawarkan berbagai layanan mulai dari transportasi, pembayaran, hingga makanan & belanja, dan lain-lainnya. Perusahaan ini menjadi unicorn hanya dalam waktu enam tahun setelah didirikan pada 2010 dan sembilan tahun berselang, perusahaan yang didirikan Nadiem Makarim ini mencatat nilai transaksi bruto sebesar US $ 6,3 miliar.
Selain memanfaatkan ekosistem Gojek, bank digital punya ruang pertumbuhan yang besar, apalagi fokus perhatian Bank Jago menyasar generasi milenial yang sangat lekat dengan dunia teknologi digital.
Generasi ini juga mendominasi demografi penduduk atau sebesar 65% yang setara dengan 180 juta orang dari total populasi yang menjadikannya sebagai pasar yang potensial untuk penyaluran pembiayaan di segmen ritel.
Data BEI mencatat, saham Bank Jago naik 6,58% di level Rp 10.525/saham pada pukul 13.58 WIB, Kamis ini (18/3). Sebulan terakhir saham bank yang dulu bernama Bank Artos Indonesia ini melesat 48% dan year to date terbang 171%. Setahun terakhir saham bank milik Jerry NG, Patrick Walujo, Gojek, dan SWF Singapura (GIC) ini melesat 218% dengan kapitalisasi pasar Rp 146 triliun.
KOMENTAR