Gurusaham.com — Rencana Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Ketenagakerjaan untuk mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksa dana menjadi sentimen penekan indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini.
Hingga penutupan sesi I, indeks komposit mengalami penurunan cukup dalam menembus level psikologis 6.000. Indeks turun 1,78 persen atau 107,97 poin dan bertengger di level 5.963,46.
Dari seluruh konstituen, sebanyak 108 saham bergerak di zona hijau, 368 saham memerah, dan 145 saham tidak berubah dari harga perdagangan sebelumnya.
Sepanjang sesi I, indeks bergerak di level 6.066,83—5952,61. Kapitalisasi pasar pun tergerus menjadi Rp7070,943 triliun. Dalam waktu yang sama investor asing tercatat terus keluar dari Indonesia dengan net sell Rp373,75 miliar di seluruh pasar.
Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan pelemahan indeks komposit dua hari belakangan lebih disebabkan oleh sentimen dalam negeri karena sentimen dari global relatif mereda, terlihat dari bursa regional yang hanya terkoreksi rendah.
Hendriko menyebut salah satu penyebab utama yang membuat IHSG tersungkur adalah pernyataan BPJS Ketenagakerjaan yang akan hengkang dari pasar modal untuk menekan risiko penurunan harga di pasar.
“Sepertinya berita mengenai BPJS untuk mengurangi porsi investasinya pada saham dan reksadana kemungkinan besar menjadi pemicu aksi jual di market,” katanya kepada Bisnis, Rabu (31/3/2021).
Seperti diketahui, dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IX DPR pada Selasa (29/3/2021) kemarin, pihak BPJS Ketenagakerjaan menyatakan akan mengurangi komposisi investasi di instrumen saham dan reksadana untuk menekan risiko penurunan harga di pasar, yang digadang-gadang menjadi penyebab unrealized loss.
Adapun berdasarkan dokumen yang diperoleh Bisnis, komposisi investasi BPJS Ketenagakerjaan per Januari 2021 terdiri saham sebesar 15,9 persen, reksadana 8,3 persen, obligasi 63,1 persen, deposito 12,2 persen, properti 0,4 persen, dan penyertaan langsung 0,1 persen.
Badan tersebut menempatkan investasi saham di 34 emiten, yang 25 di antaranya merupakan saham LQ45 dan sisanya pernah masuk indeks tersebut saat pembelian berlangsung.
KOMENTAR