Jakarta, CNBC Indonesia - Induk emiten media Grup Bakrie, PT Visi Media Asia Tbk (VIVA), menyetujui rencana penjualan sebanyak 39% saham perseroan di PT Intermedia Capital Tbk (MDIA), induk PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV) sebagai perusahaan pengelola ANTV, kepada Reliance Capital International Limited (RCIL).
Hal ini disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) VIVA yang diselenggarakan pada Senin (15/3/2021). Jumlah saham yang dilepas tersebut setara dengan 15,29 miliar saham.
Reliance Capital International Limited (RCIL) adalah pihak yang disetujui kreditur untuk melaksanakan jual beli saham tersebut. Penjualan saham MDIA tersebut dilakukan dengan nilai USD 171,8 juta, setara dengan Rp 2,43 triliun atau Rp 158 per saham.
Manajemen VIVA memastikan bahwa dengan Cash Settlement dan diselesaikannya transaksi penjualan saham MDIA akan menyebabkan utang perseroan menjadi lunas dengan tetap memperhatikan ketentuan mengenai harga penjualan minimal saham obyek.
"Dengan diselesaikannya transaksi penjualan saham ini, VIVA akan menjadi perseroan bebas utang atau debt free company," kata Presiden Direktur PT Visi Media Asia Tbk, Anindya Novyan Bakrie, dalam jumpa pers di Gedung The Convergence, Rasuna Said, Kuningan, Senin (15/3/2021).
Anin melanjutkan, dengan repfrofiling akan membuat struktur capital VIVA menjadi lebih kuat dengan arus kas yang besar.
Sebelumnya, dalam tambahan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) tertanggal 10 Maret 2021, manajemen VIVA menjelaskan, bahwa transaksi penjualan saham MDIA merupakan bagian dari skema penyelesaian atau pelunasan seluruh utang Grup VIVA berdasarkan Debt Settlement Agreement (DSA) yang ditandatangani pada tanggal 22 Desember 2020 yang lalu.
Lebih lanjut, penyelesaian utang secara komprehensif ini diharapkan akan memberikan manfaat yang signifikan kepada Grup VIVA, antara lain, mengurangi kewajiban utang Perseroan dan Entitas Anak dalam denominasi USD sehingga menghilangkan risiko fluktuasi penurunan nilai mata uang rupiah terhadap USD dan biaya hedging.
Kedua, perbaikan posisi keuangan Perseroan dengan meningkatnya ekuitas Perseroan karena jual-beli saham obyek dilaksanakan dengan harga Rp158 per saham, lebih tinggi dari nilai buku;
Ketiga, neraca keuangan yang lebih sehat dan arus kas yang kuat akan memberikan keleluasaan kepada Perseroan untuk mengembangkan bisnis di ranah media digital dengan memanfaatkan footprint dan inventory yang dimiliki ANTV dan tvOne.
Anin menambahkan, dengan level utang di CATV yang sangat sustainable, Grup VIVA akan lebih leluasa dalam mengembangkan bisnis media digital via entitas anak perusahaan dan portfolio bisnis digital lainnya.
"Proses transformasi digital seluruh bisnis inti VIVA sudah kami mulai dan inisiatif diversifikasi konten-konten VIVA dan memperluas jangkauan (reach) nya melalui berbagai platform digital untuk memanjakan konsumen milenial dan centennial akan diluncurkan dalam waktu dekat," lanjutnya.
[CNBC]
KOMENTAR