Dahlan: BUMN Karya Bernafas di Kerongkongan, Ini Faktanya

SHARE:

Gurusaham.com - Saham-saham emiten BUMN Karya serentak berjatuhan pada sesi I perdagangan hari ini, Senin (5/4/2021). Beberapa di antaranya tercatat menyentuh batas auto rejection bawah (ARB).

Kinerja fundamental emiten konstruksi pelat merah memang tertekan sepanjang tahun lalu, bahkan ada satu perusahaan yang membukukan rugi bersih sangat dalam di antara yang lainnya.

Investor tampak merespons, tulisan mantan Menteri BUMN era 2011-2014 Dahlan Iskan yang bejudul Haus Kerongkongan. Gegap gempita pembangunan proyek infrastruktur, rupanya menjadi beban berat bagi emiten konstruksi. 

Alhasil utang-pun menggunung. Ini menjadi beban keuangan yang tak bisa terelakkan untuk emiten-emiten konstruksi. Hasilnya kinerja keuangan 2020, mayoritas berantakan.

"Pekerjaan infrastruktur memang gegap gempita tahun-tahun terakhir. Tapi bisnis tetaplah bisnis: punya perilakunya sendiri. Dan perilaku itu bersumber dari satu napas: uang," ujar Dahlan dikutip Jumat (2/4/2021) dari blog resminya Disway.id.

Pekerjaan tol, lanjut Dahlan memang banyak sekali. Para BUMN Karya tersebut kata Dahlan, bisa memiliki sendiri tol itu atau hanya mengerjakan milik orang lain.

Sebagian BUMN infrastruktur ngeri dengan besarnya modal yang harus disiapkan. Mereka memilih jadi kontraktor saja.

"Tapi ada BUMN yang ambisius sekali: memiliki tol itu sekaligus mengerjakannya. Uang bisa dicari, kata mereka," tutur Dahlan.

Menurut Dahlan sekuat-kuatnya BUMN konstruksi di Indonesia tetap harus mengandalkan sumber dana dari pihak ketiga. Baik itu dari perbankan, obligasi, atau right issue di pasar modal.

Masih tetap ada jalan keluar di BUMN infrastruktur itu. Misalnya menjual jalan tol yang dimiliki, yang pasti merubah kerugian menjadi laba.

"Tapi siapa yang mau beli jalan tol di masa yang begini sulit? Tentu ada saja orang yang kelebihan uang. Masalahnya tinggal ini: mau dijual dengan harga berapa?," tanya Dahlan.

"Beberapa kali saya berharap lewat Disway bulan-bulan lalu: semoga SWF segera jalan. Dan dana dari Amerika, Uni Emirat Arab, Jepang dan Kanada itu segera masuk ke SWF. Ada yang sudah kehausan sampai kerongkongan," tutur Dahlan.

Berikut ini kinerja keuangan emiten-emiten BUMN Karya sepanjang tahun 2020.

WSKT menjadi perusahaan konstruksi pelat merah yang mencatatkan rapor kinerja keuangan paling buruk di antara yang lainnya. Pada tahun lalu, WSKT membukukan rugi bersih Rp 7,38 triliun. Rugi bersih yang amat masif ini menyapu bersih seluruh laba ditahan Waskita yang sudah dikumpulkan sejak perseroan pertama kali berdiri pada tahun 1973 sehingga ekuitas WSKT saat ini hanya tersisa Rp 7,53 triliun, lenyap lebih dari separuh tepatnya 57,88% dari posisi tahun lalu Rp 17,88 triliun.

Bahkan WSKT terpaksa membukukan rugi bruto sebesar Rp 1,97 triliun. Rugi bruto sendiri merupakan hal yang sangat negatif karena pendapatan usaha alias omset bahkan tidak dapat menutupi beban pokok pendapatan.

Alhasil, kerugian WSKT menyebabkan kas dan setara kas perseroan tersapu habis. Tercatat per akhir 2019 perseroan memiliki kas dan setara kas sebanyak Rp 9,2 triliun, sedangkan di akhir 2020 kas dan setara kas perseroan hanya tersisa Rp 1,2 triliun atau penurunan sebesar 87%.

Hal ini tentu saja sangat berbahaya bagi perusahaan yang padat modal seperti WSKT. Karena apabila kas menipis di tengah hutang perseroan yang membengkak yakni sebesar Rp 89 triliun maka resiko gagal bayar tentu saja akan meningkat apalagi di tengah kondisi ketidakpastian ekonomi akibat pandemi Covid-19 yang tidak jelas kapan akan usai.

Tercatat dari Rp 89 triliun utang WSKT, sebagian besar yakni Rp 48 triliun merupakan utang jangka pendek, sehingga perbandingan kas perseroan dengan utang jangka pendeknya atau biasa lebih dikenal dengan cash ratio berada di angka 2,5%, angka ini menunjukkan posisi kas perseroan yang sangat mini dan potensi gagal bayar yang cukup tinggi.

WIKA juga mengalami penurunan kinerja yang signifikan. Laba bersih perusahaan terjun menjadi senilai Rp 185,76 miliar pada 31 Desember 2020 lalu.

Nilai tersebut jauh dari capai perusahaan di periode yang sama tahun sebelumnya yang senilai Rp 2,28 triliun, atau mengalami penurunan hingga 91,87% secara tahunan (year on year/YoY).

Turunnya pendapatan ini terutama terjadi karena turunnya pendapatan perusahaan di tahun lalu sebesar 39,23% YoY. Tercatat pada akhir tahun lalu pendapatan perusahaan senilai Rp 16,53 triliun dari sebelumnya di akhir Desember 2019 yang senilai Rp 27,21 triliun.

Sejalan dengan penurunan pendapatan ini, beban pokok pendapatan perusahaan turun menjadi Rp 15,01 triliun dari sebelumnya Rp 23,73 triliun.

Beban penjualan turun menjadi Rp 11,27 miliar dari sebelumnya Rp 13,18 miliar. Beban administrasi juga turun tipis menjadi Rp 883,29 miliar dari sebelumnya Rp 917,35 miliar.

Sama seperti induknya, kinerja keuangan WEGE juga tertekan sepanjang tahun lalu. Pada 2020 tercatat laba bersih WEGE anjlok dalam menjadi Rp 153,28 miliar. Terjadi penurunan 66,06% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebesar Ro 451,65 miliar di akhir 2019 lalu.

Penurunan laba bersih ini terjadi karena perusahaan juga mencatatkan penurunan pendapatan hingga 38,47% YoY. Tercatat pendapatan perusahaan mencapai Rp 2,81 triliun di akhir 2020 lalu, merosot dari Rp 4,56 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Berdasarkan data laporan keuangan 2020, manajemen WEGE menyatakan, sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasi, telah terjadi pandemi virus Covid-19 yang mengakibatkan kenaikan nilai tukar mata uang asing dan menurunnya kegiatan di sektor ekonomi.

Dampak pandemi Covid-19 dari awal tahun 2020 sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian cukup material bagi Grup, dikarenakan banyak pelanggan yang menutup usaha mereka sesuai dengan anjuran pemerintah masing-masing negara untuk menghentikan penyebaran Covid-19, sehingga secara langsung mempengaruhi performa Grup.

Adapun belum terealisasinya dana capital expenditure (capex) dan/atau dana IPO (dana penawaran umum saham perdana) disebabkan oleh penundaan rencana investasi hingga batas waktu tanggap darurat bencana berakhir dan daya beli masyarakat menurun sehingga berpengaruh terhadap pasar properti .

Anak usaha WIKA lainnya, WTON, juga mencatatkan penurunan laba bersih yang signifikan pada tahun lalu.

Mengacu laporan keuangan, laba bersih WTON pada tahun lalu anjlok 75% (yoy) dari Rp 795 miliar menjadi hanya Rp 184 miliar. Penurunan pendapatan dan margin menjadi pemicunya. Margin kotor WTON drop dari 13,4% menjadi 6,4% di tahun 2020.

Pendapatan usaha WTON sepanjang tahun fiskal 2020 turun 32% (yoy) dari Rp 7,08 triliun menjadi Rp 4,8 triliun. Pembatasan aktivitas ekonomi sebagai upaya pengendalian pandemi membuat kontrak baru yang didapatkan oleh WTON turun.

Pada akhir 2020 lalu PTPP terpaksa membukukan penurunan laba bersih yang tajam hingga 84,28% secara tahunan (YoY).

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan perusahaan, akhir tahun lalu laba bersih perusahaan tercatat sebesar Rp 128,75 miliar, jatuh dari posisi akhir 2019 yang senilai Rp 819,46 miliar.

Turunnya laba bersih ini disebabkan karena pendapatan perusahaan juga mengalami kontraksi 32,84% YoY menjadi sebesar Rp 15,83 triliun. Nilai ini turun dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 23,57 triliun.

Turunnya pendapatan ini juga menurunkan beban pokok pendapatan menjadi senilai Rp 13,65 triliun dari sebelumnya Rp 20,25 triliun. Beban usaha juga ikut turun menjadi Rp 583,70 miliar, dari posisi Rp 820,87 miliar.

Setali tiga uang, emiten pengelola jalan tol BUMN, JSMR juga mencatatkan penurunan laba bersih yang cukup signifikan pada periode sepanjang tahun 2020.

Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 501,05 miliar sampai dengan 31 Desember 2020 atau turun 77,3% dari tahun sebelumnya Rp 2,20 triliun.

Anjloknya perolehan laba bersih ini sejalan dengan penurunan pendapatan sebesar 47,98% menjadi Rp 13,70 triliun dari periode tahun 2019 sebesar Rp 26,34 triliun.

Rinciannya, pendapatan tersebut terdiri dari pendapatan tol sebesar Rp 8,76 triliun, turun dari tahun sebelumnya Rp 10,13 triliun. Pendapatan konstruksi Rp 4,11 triliun yang juga anjlok dari sebelumnya Rp 15,36 triliun.

Sedangkan, pendapatan usaha lainnya memberikan kontribusi sebesar Rp 824,73 miliar.

Namun, seiring penurunan pendapatan, emiten bersandi JSMR ini juga menekan beban pokok pendapatan menjadi Rp 8,34 triliun dari sebelumnya Rp 19,90 triliun.

Adapun Adhi Karya (ADHI) belum merilis laporan keuangan 2020 sampai saat ini.

Sebagai informasi, saham-saham BUMN Karya kompak ambruk di zona merah pada sesi I hari ini. Berikut gerak harga saham-saham tersebut:

Pembangunan Perumahan (PTPP), saham -6,91%, ke Rp 1.280, transaksi Rp 43 M

Wijaya Karya (WIKA), -6,84%, ke Rp 1.430, transaksi Rp 50 M

Waskita Karya (WSKT), -6,64%, ke Rp 1.055, transaksi Rp 91 M

Adhi Karya (ADHI), -6,25%, ke Rp 1.050, transaksi Rp 15 M

Wijaya Karya Beton (WTON), -6,25%, ke Rp 300, transaksi Rp 3 M

Wijaya Karya Bangunan Gedung (WEGE), -4,37%, ke Rp 197, transaksi Rp 5 M

Jasa Marga (JSMR), -0,97%, ke Rp 4.090, transaksi Rp 7 M

[CNBC]

KOMENTAR

Nama

bisnis,5,ekonomi,1,emiten,5,idx,1,infrastruktur,1,
ltr
item
Berita Finansial - Gurusaham: Dahlan: BUMN Karya Bernafas di Kerongkongan, Ini Faktanya
Dahlan: BUMN Karya Bernafas di Kerongkongan, Ini Faktanya
https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/10/16/progres-konstruksi-jalan-tol-layang-dalam-kota-jakarta-ruas-kelapa-gading-pulo-gebang-capai-71-dok-kementerian-pupr-5_169.jpeg?w=715&q=90
Berita Finansial - Gurusaham
http://berita.gurusaham.com/2021/04/dahlan-bumn-karya-bernafas-di.html
http://berita.gurusaham.com/
http://berita.gurusaham.com/
http://berita.gurusaham.com/2021/04/dahlan-bumn-karya-bernafas-di.html
true
7648387769526154670
UTF-8
Loaded All Posts Not found any posts LIHAT SEMUA Baca selengkapnya Reply Cancel reply Delete By Home PAGES POSTS Lihat semua BERITA LAINNYA TAG ARCHIVE PENCARIAN ALL POSTS Not found any post match with your request Back Home Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec just now 1 minute ago $$1$$ minutes ago 1 hour ago $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ days ago $$1$$ weeks ago more than 5 weeks ago Followers Follow THIS PREMIUM CONTENT IS LOCKED STEP 1: Share to a social network STEP 2: Click the link on your social network Copy All Code Select All Code All codes were copied to your clipboard Can not copy the codes / texts, please press [CTRL]+[C] (or CMD+C with Mac) to copy Table of Content