Gurusaham.com - Penurunan harga saham PT Bukalapak Tbk (BUKA) hingga menyentuh level auto rejection bawah (ARB) membuat investor ritel berang di aplikasi Bukalapak. Salah seorang investor ritel menjual saham emiten lokapasar PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) di lapak e-commerce tersebut.
Menariknya, harga saham yang dijual oleh pelapak dengan identitas Putri Rahmawati asal Bekasi, Jawa Barat tersebut dijual di bawah harga rata-rata pasar yakni Rp 1.000 per saham.
"Gapapa, cutloss yang penting bisa kejual, ada 7 juta lot coba, sedih," tuturnya di deskripsi penjualan di laman Bukalapak.com, dikutip Selasa (10/8/2021).
Seperti diketahui, situs lokapasar tidak bisa dijadikan sebagai transaksi saham. Hanya perusahaan sekuritas yang bisa melakukan transaksi jual beli saham.
Oleh sebab itu, di laman Bukalapak.com disebutkan bahwa penjualan saham tersebut melanggar. "Pelapak melakukan pelanggaran," tulis deskripsi di laman tersebut.
Tak berhenti di sana saja, aplikasi Bukalapak di situs Playstore juga tak luput dari komentar para investor ritel yang kecewa dengan pergerakan harga saham BUKA. Mereka juga memberikan rating rendah di aplikasi tersebut.
Pada perdagangan Selasa ini, harga saham BUKA terpantau menyentuh level autoreject bawah (ARB) dengan pelemahan 6,76% ke level Rp 1.035 per saham.
Sebelumnya, saham Bukalapak sempat mengalami kenaikan selama dua hari berturut-turut dan menyentuh level autoreject atas (ARA).
Sampai dengan pukul 13.38 WIB ini, nilai transaksi saham Bukalapak sudah mencapai Rp 1,03 triliun dengan volume 974 juta saham dengan nilai kapitalisasi pasar yang tergerus menjadi Rp 106,67 triliun.
Sebagai informasi saja, Bukalapak pertama kali mencatatkan saham perdana di BEI pada Jumat (6/8/2021). Bukalapak melepas sebanyak 25% saham ke publik dengan harga penawaran umum saham perdana Rp 850 setiap saham. Sehingga, dari IPO tersebut, BUKA memperoleh dana hasil penawaran umum senilai Rp 21,90 triliun.
[CNBC]
KOMENTAR