Gurusaham.com - Akhir pekan ini banyak laga seru di liga sepakbola Eropa. Selain El Clasico di La Liga Spanyol antara Barcelona vs Real Madrid, partai yang juga menyedot perhatian adalah Manchester United vs Liverpool di Liga Primer Inggris.
United dan Liverpool adalah dua klub tersukses di Negeri Big Ben. Tidak hanya di level domestik, dua klub ini juga bergelimang gelar di kompetisi antar-klub Eropa.
Oleh karena itu, laga dua raksasa ini jadi yang paling dinanti di Inggris. Ketat, sengit, penuh emosi, adu taktik dan teknik kelas dunia boleh diharapkan menjadi suguhan menarik bagi para penggila bal-balan.
Namun yang terjadi ternyata tidak demikian. Pertandingan di Stadion Old Trafford itu sangat berat sebelah. Tim tamu mendominasi dan mampu memanfaatkan berbagai kesalahan tuan rumah dengan maksimal. Hasil akhir: United nol, Liverpool lima.
Hasil tersebut mencatatkan rekor terbaru. Untuk kali pertama dalam sejarah Liga Primer, Setan Merah ketinggalan 0-4 pada babak pertama. Kekalahan 0-5 di kandang menjadi yang terburuk bagi United sejak 1955.
Mohamed Salah, penyerang Liverpool, menjadi pemain The Red pertama yang mencetak hattrick di Old Trafford sejak Fred Howe melakukannya pada 1936. Dengan hattrick di Teater Impian, Salah sah menjadi pemain Afrika dengan torehan gol terbanyak di Liga Primer (107 gol), menggeser 'takha' Didier Drogba.
Halaman Selanjutnya --> Harga Saham United Makin Nyungsep
Tidak hanya di lapangan, hasil itu juga menjadi kabar buruk bagi United di pasar saham. Ya, United adalah emiten yang terdaftar di bursa saham Amerika Serikat (AS) dengan kode MANU.
Dini hari tadi waktu Indonesia, harga saham United di Wall Street ditutup US$ 16,08/unit. Turun 0,74% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.
Harga saham United sedang dalam tren koreksi. Dalam sebulan terakhir, harga saham United ambles 21,56%.
Meski menjadi entitas bisnis, United tetap adalah entitas olahraga. Khittah United adalah hasil di lapangan, yang kemudian menentukan nasib di bursa saham.
Meski masih sangat dini, tetapi posisi United di Liga Primer agak mengkhawatirkan. Hingga pekan ke-9, Cristiano Ronaldo dan sejawat tercecer di urutan ke-7 dengan koleksi 14 poin. Perolehan angka anak asuh Manajer Ole Gunnar Solskjaer kini setara dengan Everton, Leicester City, dan Arsenal.
Jika tren buruk di lapangan terus berlanjut, maka United terancam tidak berlaga di Liga Champions Eropa musim depan. Padahal Liga Champions adalah 'ladang' uang, tidak berlaga di sana akan membuat pundi-pundi fulus menipis. Ini yang menjadi ancaman buat United dari sisi bisnis.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[CNBC]
KOMENTAR