Gurusaham.com - Bursa saham Amerika Serikat (AS) melesat pada pembukaan perdagangan Selasa (15/2/2022), di tengah kabar penarikan mundur pasukan Rusia usai latihan militer di dekat perbatasan Ukraina.
Indeks Dow Jones Industrial Average lompat 145 poin pukul 08:30 waktu setempat (21:30 WIB) dan selang 25 menit menjadi lompat 358,45 poin (+1,04%) ke 34.924,62. S&P 500 naik 52,23 poin (+1,19%) ke 4.453,9 dan Nasdaq melesat 227,13 poin (+1,65%) ke 14.018,04.
Juru Bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov mengatakan pasukan tersebut telah menyelesaikan latihan perang dan "dan telah mulai mengemas peralatan mereka ke transportasi rel dan jalan dan akan mulai bergerak ke garnisun militer mereka hari ini."
Harga minyak mentah jenis WTI anjlok 3%. Saham maskapai penerbangan dan kapal penumpang menguat sementara harga minyak anjlok. Saham American Airlines lompat 5% sementara Exxon Mobile drop 2% sementara ConocoPhillips terbanting 3%.
Sementara itu, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melompat menjadi 2,04% karena ketegangan mereda.
"Turunnya tensi antara Rusia dan Ukraina membantu sentimen secara keseluruhan hari ini, tapi itu bukan satu-satunya kabar bagus. Kasus Covid-19 di AS kini anjlok 80% dari posisi puncak Januari, menjadi pertanda bahwa pembukaan kembali ekonomi berada di depan mata," tutur analis LPL Financial Ryan Detrick, dikutip CNBC.
Indeks harga produsen (producer price index/PPI) yang mengukur permintaan barang dan jasa, naik 1% per Januari, atau lebih baik dari polling Dow Jones yang memprediksi angka 0,5%. Adapun PPI inti (yang mengecualikan harga makanan, energi, dan layanan jasa) menguat 0,9% secara bulanan, lagi-lagi melampaui ekspektasi yang mematok angka 0,4%.
Di sisi lain Presiden bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) St. Louis James Bullard kepada CNBC Mengatakan bahwa pihaknya perlu agresif melawan inflasi, yang per Januari telah menyentuh level tertinggi sejak 1982.
Citigroup dan Goldman Sachs memperkirakan akan ada kenaikan suku bunga acuan (Fed Funds Rate) sebanyak tujuh kali pada tahun ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[CNBC]
KOMENTAR