Gurusaham.com - Investasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) lewat anak usahanya PT Telkomsel ternyata sangat menguntungkan.
Berkat keputusan manajemen untuk berinvestasi di Gojek pada bulan November tahun 2020, Telkomsel bisa mendapatkan harga saham GoTo jauh lebih murah dibandingkan belasan investor global yang masuk saat pre-IPO fundraising pada akhir tahun lalu.
Telkomsel berinvestasi di Gojek senilai USD 150 juta pada bulan November 2020. Investasi dalam bentuk obligasi konversi dan opsi saham sebesar USD 300 juta itu memberikan opsi saham GoTo kepada Telkomsel di harga Rp 270 per saham.
Pada bulan Mei 2021, Gojek merger dengan Tokopedia dan melahirkan GoTo. Aksi korporasi ini membuat Telkomsel mengkonversikan obligasinya dan meng-exercise opsinya di harga Rp 270 per saham senilai USD 450 juta. Merger Gojek-Tokopedia menyebabkan meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di GoTo.
Besarnya minat investor terhadap saham GoTo benar-benar terbukti saat Pra-IPO fundraising yang berakhir di bulan November-Desember 2021.
Sejumlah investor besar dunia ikut memasukkan penawarannya. Hasilnya, dana yang berhasil diraih pada Pra-IPO GoTo total mencapai sekitar USD1,4 miliar. Saat Pra-IPO tersebut, valuasi GoTo sudah mencapai sekitar Rp375 per saham. Harga itu 39% lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel di GoTo sebesar Rp270 per saham.
Dari proses pra-IPO itu terlihat bahwa investor asing yang berinvestasi ke GoTo berani membayar 39% lebih mahal daripada harga yang diperoleh Telkomsel. Ini menjadi bukti bahwa Telkomsel sudah memiliki perhitungan dan perencanaan yang baik saat masuk ke Gojek di tahun 2020.
Beberapa investor kenamaan yang masuk pada saat Pra-IPO fundraising diantaranya adaah Institusi terkait pemerintahan/sovereign wealth fund (SWF) seperti ADIA (Uni Emirat Arab, SWF terbesar ketiga di dunia dengan AUM $829 miliar), GIC (Singapura, salah satu SWF terbesar di dunia), Temasek GIC (Singapura, SWF terbesar ke-12 di dunia dengan AUM $283 miliar).
Selain itu sejumlah pemodal besar lainnya seperti Permodalan Nasional Berhad (Malaysia), Khazanah (Malaysia), Tencent, Fidelity, Google, Ward Ferry, SeaTown, Primavera dan Avanda jugaikut berpartisipasi masuk menjadi investor GoTo lewat Pre-IPO.
Ketika akhirnya GoTo IPO pada 11 April 2022 di harga Rp 338 per saham, harga itu tetap lebih tinggi daripada harga konversi saham Telkomsel. Keputusan investasi Telkomsel di GoTo dinilai sangat strategis dan terbukti menguntungkan sejak awal. Apalagi bisnis Telkom dan Telkomsel dapat mengoptimalkan ekosistem digital milik GoTo.
Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriensyah juga menjelaskan bahwa kebijakan Grup Telkom berinvestasi di GoTo tidak hanya mempertimbangkan aspek capital gain atau loss. Tetapi juga mempertimbangkan aspek yang lebih luas lagi, seperti sinergi. Salah satu contoh hasil sinergi tersebut, ungkap Ririek, Grup Telkom memperoleh pendapatan senilai Rp473 miliar dari pendapatan pelanggan baru mitra pengemudi Gojek melalui pembelian paket data Telkomsel untuk mitra di tahun 2021 lalu.
"Potensi sinergi value dengan GoTo justru lebih besar dari nilai yang sudah diinvestasikan Telkom Grup," ungkap Ririek, dalam siaran pers Sabtu (28/5/2022).
[CNBC]
KOMENTAR