Gurusaham.com - BPJS Keternagakerjaan atau BP Jamsostek tak sepenuhnya meninggalkan investasi saham. Namun lembaga yang mengelola dana pensiun tenaga kerja ini, punya cara baru berinvestasi saham.
Berdasarkan riset Bahan Sekuritas berdasarkan dengan diskusi dengan Direktur Investasi BPJS Ketenagakerjaan (BPJS-TK), Edwin Ridwan, BPJS TK berniat untuk meningkatkan investasi sahamnya di sektor non-tradisional, baik di dalam maupun diluar pasar modal.
Di pasar modal, BPJS akan mencari prospek untuk menjadi pemegang saham strategis dengan kepemilikan signifikan ataupin minoritas di saham-saham yang melantai di pasar modal, dan siap pula berinvestasi di perusahaan yang akan melantai di bursa serta SPAC di Indonesia.
Sedangkan di luar pasar modal, BPJS TK mempertimbangkan untuk bekerjasama dengan modal ventura ataupun perusahaan investasi privat dan juga investasi langsung di sektor properti dan teknologi. Presentasi portofolio di saham akan tetap terjaga secara nominal meskipun nantinya secara presentasi akan terdilusi karena dana kelolaan yang semakin bertambah.
Meskipun demikian, tetaplah obligasi yang akan menjadi komponen investasi terbesar meskipun investasi diluar bonds akan terus meningkat dibandingkan dengan presentasi investasi di obligasi karena hanya sedikit investasi diluar saham publik yang mampu menyerap dana jumbo milik BPJS TK yang sebesar Rp 70 triliun per tahun.
Selain berinvestasi diluar obligasi, BPJS TK berencana akan mendiversivikasikan investasi yang sebelumnya hanya sebagai pemilik minoritas saham publik. Contohnya adalah kolaborasi dengan dana abadi Indonesia atau SWF. Meskipun detail kerjasama ini belum jelas, BPJS disebut siap mengalokasikan 5% portfolionya atau sebesar Rp 25 triliun kepada SWF Indonesia.
Ketakutan di kalangan para pelaku pasar bahwa BPJS TK akan menjual sahamnya sepertinya juga tidak menjadi isu kalrena sudah diklarifikasi langsung oleh BPJS TK dimana BPJS akan menjaga nominal investasi dan bukan menguranginya dalam waktu dekat.
Hal ini penting karena BPJS TK memiliki sekitar 7% dari jumlah saham beredar di IHSG. BPJS TK tetap oportunis dalam melakukan pembelian di pasar modal lokal apabila harganya atraktif.
Meskipun demikian para pelaku pasar tentunya akan merindukan sosok BPJS TK yang dahulu yakni sebagai sosok penggerak naik pasar dan penstabil harga di tengah koreksi dalam dalam berberapa waktu kedepan.
Dalam berberapa tahun terakhir hingga 2019, BPJS TK sudah mengalokasikan 30% portfolionya di saham, yang menunjukkan bahwa BPJS TK sudah menggelontorkan 30% dari dana kelolaan baru tahunanya dan mengontrol kurang lebih 7% dari jumlah saham beredar di IHSG.
Meskipun target presentasi saham di portfolio BPJS TK belum difinalisasi, tapi banyak yang memprediksi presentasinya akan berkurang dari 23% menjadi 21% akan tetapi bukan karena BPJS TK menjual sahamnya, akan tetapi karena dana kelolaan yang terus bertumbuh.
KOMENTAR