Gurusaham.com – Harga Bitcoin berpotensi terkoreksi semakin dalam seiring dengan aksi jual yang belakangan ramai terjadi.
Berdasarkan laporan Bloomberg pada Rabu (9/6/2021), harga Bitcoin turun 2 persen ke kisaran US$33.000 hingga pukul 11.23 siang waktu Hong Kong. Adapun harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia tersebut telah anjlok sekitar 10 persen sepanjang bulan Juni 2021.
Harga Bitcoin telah anjlok US$32.000 dari rekor tertingginya pada April lalu. Hal tersebut disebabkan oleh komentar CEO Tesla, Elon Musk terkait penggunaan energi fosil yang berlebihan untuk kegiatan penambangan Bitcoin serta pelarangan yang diberlakukan China.
Berdasarkan akun resmi WeChat PBOC, mata uang virtual tidak seharusnya dan tidak dapat digunakan pada pasar karena bukan mata uang yang riil. PBOC juga tidak memperbolehkan lembaga pembayaran dan finansial untuk mematok harga pelayanan menggunakan aset virtual.
Adapun, China telah melarang penggunaan mata uang virtual dalam kegiatan perdagangan sejak 2017 lalu. Sebelum larangan tersebut, China merupakan rumah bagi 90 persen dari perdagangan dan penambangan aset-aset kripto.
Senior Market Analyst Oanda Corp. Edward Moya mengatakan harga Bitcoin saat ini semakin mendekati level US$30.000 seiring dengan kekhawatiran terkait regulasi di AS.
“Apabila harga Bitcoin menyentuh US$30.000, hal ini akan memicu momentum aksi jual,” jelasnya dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/6/2021).
Sementara itu, CEO Tallbacken Michael Purves mengatakan apabila harga Bitcoin menembus level US$31.000 dan US$30.000, maka potensi menguji kisaran US$20.000 semakin terbuka. Purves mengatakan, pergerakan harga ini terbilang wajar untuk aset atau saham yang telah menguat secara signifikan seperti Bitcoin.
“Hal serupa pernah terjadi setelah reli Bitcoin pada 2017 lalu,” jelasnya.
Senada, Senior Analyst di Swissquote Ipek Ozkardeskaya menyatakan level support Bitcoin berada di US$30.000. Menurutnya, jika harga Bitcoin turun dibawah level tersebut, aksi jual oleh para investor akan semakin deras.
KOMENTAR